Rabu 14 Feb 2018 22:27 WIB

Razia Orang Gila dan Anjal Ditingkatkan di Purwakarta

Hari ini saja, ada 11 orang gila dan anak jalanan yang terjaring razia.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi orang gila
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Ilustrasi orang gila

REPUBLIKA.CO.ID,  PURWAKARTA -- Isu penyerangan terhadap ulama, oleh orang dengan gangguan jiwa atau orang gila kian marak. Karena itu, tim gabungan Kabupaten Purwakarta, meningkatkan razia terhadap orang gila (orgil) dan anak jalanan. Mengingat, akhir-akhir ini keberadaan mereka, kerap terlihat di sejumlah titik.

Kabid Trantibum Satpol PP Kabupaten Purwakarta, Beny Primiadi, mengatakan, saat ini petugas gabungan dari sejumlah instansi dan kepolisian, mengintensifkan razia terhadap orgil dan anjal. Terutama, dengan maraknya isu kekerasan terhadap tokoh agama yang dilakukan oleh yang diduga orang gila. "Kita tingkatkan razia terhadap anak jalanan dan orang gila," ujar Beny, kepada Republika.co.id, Rabu (14/2).

Wilayah yang disterilisasi, yaitu mulai dari perbatasan Karawang-Purwakarta tepatnya di perempatan Cikopo. Lalu, sepanjang ruas jalan nasional Cikopo I-Sadang. Perempatan Sadang sampai ruas jalan nasional Veteran hingga Jl Sudirman.

Wilayah-wilayah tersebut, Beny mengatakan, kerap kali menjadi sasaran mobilisasi anak jalanan dan orang gila. Pada hari ini saja, sambungnya, ada 11 orang gila dan anak jalanan yang terjaring razia. Delapan di antaranya orang gila. Sisanya, tiga lagi merupakan anak jalanan.

Untuk penanganan orang gila ini, diserahkan ke instansi terkait. Dalam hal ini, dinas kesehatan serta dinas sosial. Sedangkan, anak jalanan dilimpahkan penanganannya ke kepolisian setempat. Mereka akan mendapatkan pembinaan. "Razia orgil dan anjal ini, akan kita lakukan sampai peloksok desa. Guna meminimalisasi isu yang meresahkan akhir-akhir ini," ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Purwakarta AKBP Dedy Tabrani, mengatakan, saat ini isu penyerangan ulama oleh orang penderita gangguan jiwa semakin marak. Termasuk di wilayah Purwakarta. Bahkan, pada pekan ini saja ada tiga laporan mengenai penyerangan terhadap ulama oleh orang dengan penderita gangguan jiwa. "Tapi, setelah kita telurusi berita tersebut hoax," ujar Dedy.

Karena itu, perlu ada solusi yang cepat supaya masyarakat tidak terpancing dengan isu menyesatkan ini. Dia mengatakan, perlu koordinasi lintas sektoral. Termasuk, pembahasan dengan para ulama. Pihaknya juga, segera mengambil langkah preventif dan represif, jika ada kasus ini di wilayah Purwakarta. "Saya sudah instruksikan kepada petugas Bhabinkamtibmas dan perwira polisi, secara bergantian menginap atau berjaga di rumah para ulama dan pimpinan ponpes," jelas Dedy. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement