Selasa 13 Feb 2018 00:56 WIB

Diplomasi Indonesia Diakui Dunia

Diplomasi di bidang perdagangan, pertanian, dan juga kemanusiaan diakui dunia

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Presiden Joko WIdodo memberikan kata pengantar ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (12/2).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko WIdodo memberikan kata pengantar ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, diplomasi yang dilakukan Indonesia memperoleh apresiasi dari dunia, khususnya diplomasi di bidang perdagangan, pertanian, dan juga kemanusiaan. Hal ini disampaikan Presiden saat membuka Rapat Kerja Kepala Perwakilan Republik Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri.

"Dalam tiga tahun terakhir diplomasi kita di bidang perdagangan, pertanian, di bidang kemanusiaan dapat apresiasi dari dunia," ujar Jokowi di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (12/2).

Bahkan menurut Jokowi, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut Indonesia sebagai teman sejatinya. Sedangkan Presiden Afghanistan juga memberikan penghargaan kepada Indonesia lantaran turut memajukan proses perdamaian di negaranya.

"Indonesia diterima baik oleh Iran, Saudi, saat terjadi perbedaan pandangan di antara mereka," tambah dia.

Tak hanya itu, Jokowi juga mengatakan, Indonesia turut berperan aktif dalam membantu para pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh. Indonesia, kata dia, juga membantu memperlancar komunikasi antara Myanmar dengan Bangladesh dalam mengatasi isu di perbatasan.

Presiden ingin agar Indonesia terus meningkatkan kontribusinya dalam membantu negara lain untuk mencapai perdamaian dan juga demi kemanusiaan.

"Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, yang moderat, yang majemuk, sekaligus negara terbesar ketiga di dunia memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi bagian dari solusi bagi permasalahan global," ucap Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan Indonesia harus melakukan diplomasi yang cepat, tanggap, dan juga responsif. Indonesia, kata dia, seharusnya tak lagi melakukan diplomasi yang justru membuang uang, namun yang menghasilkan uang dan juga berpihak pada perlindungan WNI di luar negeri.

"Diplomasi yang cepat, responsif, tanggap, bukan diplomasi lagi yang membuang uang, tapi diplomasi yang menghasilkan uang. Diplomasi yang berpihak pada perlindungan warganya di luar negeri," kata Presiden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement