Senin 12 Feb 2018 19:05 WIB

Kota Bandung Mulai Pembangunan LRT Metro Kapsul

Proyek ini sempat tertunda sejak 2016.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andi Nur Aminah
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Proses pembangunan light rappid transit (LRT) metro kapsul di Kota Bandung akhirnya resmi dimulai setelah sempat tertunda sejak 2016. Hal ini ditandai dengan pencanangan metro kapsul oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Direktur Pengembangan Bisnis PT PP (Persero) Lukman Hidayat, Senin (12/2) di Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung.

 

photo
Pejalan kaki melihat purwarupa Light Rail Transit (LRT) Metro Kapsul di jalur pedestrian Alun-alun Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/4).

Transportasi LRT metro kapsul akan dikerjakan oleh PT PP. Untuk tahap awal dibangun di koridor tiga dengan rute sepanjang 8,3 km. Koridor ini berawal dari Stasiun Hall kemudian melintasi Jl Otista, Jl Dalem Kaum, Jl Dewi Sartika, Jl Pungkur, Jl Buah Batu, Jl Palasari, Jl Jend A Yani lalu kembali ke Stasiun Hall.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengapresiasi proyek ini akhirnya bisa dimulai karena sempat terkendala perizinan dan biaya yang mahal. Dengan skema lelang investasi proyek ini pun tidak dibiayai pemerintah. "Ini adalah mimpi yang panjang setelah empat tahun akhirnya bisa kita mulai. Ternyata bisa tanpa mengandalkan APBN," kata Ridwan usai pencanangan.

Ridwan mengatakan, pencanangan metro kapsul ini menjadi penanda dimulainya proses pembangunan LRT. Setelah proses perizinan telah dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan. "Untuk groundbreaking stasiun, itu masih butuh IMB. IMB-nya sedang finalisasi juga, enggak ada masalah. Tapi, yang namanya tiang-tiang bisa dimulai (pengerjaan). Jadi ada beberapa komponen stasiun, dari infrastruktur bawah dan lain sebagainya masing-masing proses berlangsung sesuai kebutuhannya. Itu kenapa kalimatnya pencanangan," tuturnya.

Menurut pria yang akrab disapa Emil ini, proyek metro kapsul merupakan karya anak bangsa. Karena, komponen yang digunakan merupakan teknologi dalam negeri oleh para insinyur Tanah Air. Sehingga, biaya yang dikeluarkan sepertiga lebih murah dibandingkan mengadopsi LRT buatan negara lain.

 

photo
Prototipe Light Rail Transit (LRT) Metro Kapsul Bandung dipajang di Alun-alun, Kota Bandung, Kamis (6/4). Alat transportasi massal modern ini rencananya akan mulai dibangun Mei 2017.

Emil menyebutkan, menggunakan teknologi dalam negeri biaya metro kapsul, yakni sekitar Rp 150 miliar perkilometer. Angka ini lebih murah dibanding mengadopsi LRT luar negeri yang mencapai Rp 500 miliar perkilometer.

Ia berharap dengan hadirnya metro kapsul dapat menjadi alternatif transportasi massal. Karena, selama ini angkutan umum menghabiskan banyak waktu karena kemacetan. PT PP merupakan pemenang lelang investasi yang membiaya seluruh proyek yang dikerjakan. Dengan total nilai anggaran untuk koridor tiga ini sekitar Rp 1,4 triliun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement