REPUBLIKA.CO.ID, KUTACANE, ACEH TENGGARA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama masa pancaroba saat ini di wilayah Aceh. Masa peralihan dari musim penghujan ke kemarau diperkirakan berlangsung hingga awal April 2018.
"Yang sangat kami wanti-wanti, yakni tidak membuka lahan dengan membakar saat ini," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Aceh, Zakaria melalui sambungan telepon seluler dari Kutacane, Senin (12/2).
Ia melanjutkan, masa pancaroba bisa berdampak negatif bagi hutan atau lahan yang kering di Aceh. Potensi hujan yang turun di provinsi paling Barat di Indonesia tersebut hingga dua bulan ke depan sangat kecil. Bila hujan turun mengguyur suatu wilayah cuma bersifat lokal dengan durasi yang sangat singkat.
Teriknya matahari terasa menyengat telah mengakibatkan suhu udara di wilayah pesisir pantai menjadi naik yang kini berkisar rata-rata 30 hingga 33 derajat Celcius dan kecepatan angin antara lima sampai 40 kilometer perjam.
"Angin berpotensi bisa mencapai 35 derajat Celcius dan berembus kencang. Apalagi, daerah itu berada di pesisir pantai. Ini sangat rentan bagi wilayah-wilayah yang miliki baik hutan maupun lahan gambut seperti Aceh Barat," terangnya.
Zakaria mengatakan, karhutla bisa terjadi akibat disulut dengan satu puntung rokok yang dibuang oleh seorang warga di Aceh tanpa disadari olehnya, terutama di lahan gambut kering.
"Untuk itu, tidak membuang puntung rokok di rumput atau hutan gambut. Lalu menjaga api, bila membakar sampah di perkarangan jika ingin bepergian. Terakhir, pastikan api kompor sudah dimatikan sebelum tidur atau bepergian," jelas dia.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh Muhammad Nur mengatakan, peristiwa karhutla di Aceh selalu terulang dalam sepuluh tahun terakhir.
"Kalau mulai terbakar itu sejak tahun 2007, yang pernah sampai pengadilan ada beberapa kasus," ucap Nur.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di tahun 2016 mengatakan, akan memperketat pengawasan di wilayah Aceh dan Kalimantan Selatan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut.
"Saya memang harus hati-hati, sekarang berarti menjaga Aceh dan Kalsel (Kalimantan Selatan). Selama ini saya hanya berpikir menjaga Riau, Sumsel (Sumatera Selatan)," kata Siti.
"Sumsel memang kami sering jaga, Kalbar (Kalimantan Barat) juga kami jaga. Tapi di awal-awal Aceh sama Sumsel saya luput. Saya akan perhatikan," ujar Menteri Siti.