Senin 12 Feb 2018 02:49 WIB

Legislator Kecam Aksi Teror Gereja Santa Lidwina

Aksi kekerasan yang dilakukan siapapun atas nama apapun tidak bisa dibenarkan

Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (11/2).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Anggota DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta Eko Suwanto mengecam aksi teror dan kekerasan pada saat misa ekaristi di Gereja Santa Lidwina Stasi Bedog, Sleman.

"Kami mengecam aksi teror ini. Kita berikan dukungan penuh masyarakat agar pelaku dan aktor intelektual di belakangnya diproses hukum oleh aparat penegak hukum," kata Eko Suwanto, Ahad (11/2).

Ia mengatakan aksi kekerasan yang dilakukan siapapun atas nama apapun tidak bisa dibenarkan. Tindakan tegas aparat keamanan diperlukan agar rasa aman warga Yogyakarta bisa dihadirkan.

"Apapun motifnya, aksi teror dalam segala bentuknya khususnya yang mengganggu kegiatan ibadah tidak boleh terjadi lagi, ini bukan kriminal bisa, tapi sudah aksi teror yang tidak hanya merusak, melukai korban tapi juga mengoyak kerukunan masyarakat serta bisa menimbulkan rasa takut di tengah masyarakat," kata Eko Suwanto.

Eko mengatakan melawan aksi teror, dukungan sepenuhnya diberikan kepada aparat penegak hukum agar bisa bekerja mengungkap aksi teror ini. Aparat harus didukung menjalankan proses hukum agar pelaku beserta aktor aktor di belakangnya bisa diungkap.

"Siapapun yang melakukan tindakan teror terhadap orang yang sedang melakukan ibadah, apalagi ini dilakukan di tempat ibadah adalah merupakan tindakan keji, brutal dan jahat," kata Eko usai mengunjungi lokasi kejadian di Gereja Santa Lidwina Stasi Bedog, Sleman.

Berdasarkan keterangan, kegiatan misa ekaristi di Gereja Santa Ludwig's Stasi Bedog Sleman ada ketegangan saat tiba-tiba ada pria yang datang lalu menyerang jemaat lalu menyerang Romo Prier.

Ia mengatakan Komisi A DPRD DIY akan mengagendakan rapat kerja bersama Pemda DIY dan pemangku kepentingan terkait untuk mengungkap aktor dan motif pelaku, mendukung polri dan aparat penegak hukum tegas hadapi terorisme serta merumuskan strategi untuk mengantisipasi agar aksi teror, kekerasan dan intoleransi tidak terjadi lagi.

"Kepada masyarakat, kita ajak untuk bersatu padu melawan berbagai bentuk aksi kekerasan dan teror. Kita harap masyarakat tidak panik. Ayo kita hidupkan lagi siskamling untuk mendukung aparat ciptakan kondisi yang damai," kata Eko Suwanto.

Masyarakat diingatkan jika melihat ada orang atau kelompok yang mencurigakan, jangan segan-segan lapor ke kantor polisi terdekat. Politisi muda PDI Perjuangan ini menyampaikan rekomendasi agar perangkat desa/kelurahan, RW, kadus, RT, satlinmas termasuk jaga warga lebih bekerja keras dengan melakukan pemantauan lingkungan.

"Teroris adalah musuh rakyat, musuh bangsa, musuh semua manusia. Ayo bersatu padu melawan terorisme dan berbagai bentuk kekerasan atas nama apapun. Jogja ora wedi, jogja cinta damai, kita bersama rakyat akan lawan aksi aksi teror, intoleransi serta aksi kekerasan lainnya," kata Eko Suwanto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement