REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berharap Kebun Raya Sampit nantinya akan menjadi destinasi wisata yang mampu mendongkrak kunjungan wisatawan. Khususnya wisatawan asing.
"Selain tujuan pelestarian, Kebun Raya Sampit juga untuk destinasi wisata yang diharapkan berdampak pada perekonomian. Target kami bukan hanya wisatawan lokal, tetapi wisatawan asing karena wisata alam ini sangat diminati wisatawan asing. Rencananya tahun 2020 akan dibuka untuk umum," kata Bupati H Supian Hadi di Sampit, Sabtu (10/2).
Sabtu sore, Supian didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kotawaringin Timur, H Sanggul Lumban Gaol, meninjau kemajuan pembangunan Kebun Raya Sampit. Supian meninjau sejumlah zona yang sedang dikembangkan, seperti pembibitan berbagai jenis bunga, pohon dan buah-buahan.
Kebun Raya Sampit berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Sampit-Pangkalan Bun kilometer 31 dengan luas mencapai 607 hektare. Sebagian kawasan masih hutan alami, sedangkan sebagian lainnya ditanami kembali.
Kebun Raya Sampit nantinya akan menjadi kebun raya yang terluas di Indonesia dan menjadi tempat penelitian dan proses pendidikan serta menjadi tempat penelitian hutan Kalimantan, riset, wisata alam dan tempat konservasi binatang khas Kalimantan Tengah.
Kebun Raya Sampit akan dilengkapi dengan hutan mangrove sebagai pendukung objek wisata. Pembangunan Kebun Raya Sampit hingga selesai nantinya diperkirakan menghabiskan dana sebesar Rp1,4 triliun lebih.
Kebun Raya Sampit akan menjadi pusat konservasi tumbuhan Kalimantan dengan ikon pohon damar Borneo (Agathis borneensis warb). Tim ahli menemukan 155 jenis tumbuhan, 23 jenis burung, serta buah-buahan lokal di Kebun Raya Sampit.
Tahun ini pemerintah daerah mengucurkan anggaran sekitar Rp3 miliar. Tahun depan, rencananya akan dialokasikan anggaran pembangunan lanjutan sekitar Rp15 miliar sampai Rp20 miliar.
"Kami juga mengupayakan dana dari pemerintah pusat. Saya sudah minta bantuan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata karena ini akan menjadi kebun raya terbesar di Indonesia. Pemerintah provinsi juga membantu," jelas Supian.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kotawaringin Timur, H Sanggul Lumban Gaol menambahkan, saat ini dibangun jalan untuk menghubungkan lima zona. Pembangunan jalan primer 20 kilometer dan jalan sekunder 15 kilometer menggunakan bantuan dari sembilan perusahaan melalui program CSR (corporate social responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan.
Sebuah perusahaan perkayuan juga membantu pembibitan berbagai jenis pohon kayu. Beberapa jenis pohon langka seperti ulin, meranti dan lainnya juga akan ditanam di kebun raya itu.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga membantu sejak awal dan saat ini sudah membangun taman hayati menggunakan dana APBN sebesar Rp1 miliar. LIPI bahkan menempatkan tim mereka untuk membantu proyek ini dan berharap berhasil dengan baik.
"Saat ini pembangunan jalan sudah sekitar 80 persen. Nanti ada zona yang diatur pemerintah pusat dan ada zona yang diatur pemerintah daerah. Zona yang diatur pemerintah daerah akan diisi tanaman-tanaman khas lokal seperti berbagai jenis kayu seperti ulin meranti dan lainnya serta buah-buahan," kata Sanggul.
Pemerintah daerah akan membangun kawasan perkemahan di areal Kebun Raya Sampit. Setiap pengunjung nantinya juga akan dilibatkan untuk menanam pohon setiap kali mereka berkunjung ke Kebun Raya Sampit.