REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan kegiatan penyuluhan bertajuk "Berani Berwirausaha Melalui Usaha Rumahan". Penyuluhan diselenggarakan di Desa Tijayan, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Penyuluhan diberikan kepada masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani, dengan tujuan meningkatkan taraf perekonomian penduduk setempat. Ketua Kelompok KKN Desa Tijayan, Reza Surya Jaya, mengatakan mayoritas penduduk merupakan petani padi dan cabai.
"Namun, sayangnya mereka hanya menjualnya secara langsung kepada tengkulak, sehingga tidak dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka," kata Jaya, Jum'at (9/2).
Ia mengatakan, sebagian kecil memang sudah memiliki usaha sendiri. Namun, usaha itu tidak dapat berkembang dan tetap pada kondisi yang sama, serta kebanyakan pemuda di desa ini tidak memiliki motivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Jaya melihat, kebanyakan lebih memilih menjadi buruh dan meninggalkan cita-citanya. Padahal melanjutkan pendidikan untuk meningkatkan ilmu justru dapat meningkatkan perekonomian mereka.
Melalui penyuluhan, Jaya bersama tim berharap agar jiwa wirausaha pada diri masyarakat di Desa Tijayan bisa tumbuh. Setelah tumbuh semangat wirausaha, rencananya masyarakat akan diberikan pelatihan-pelatihan.
"Untuk membuat produk pengolahan dari sumber daya alam yang ada di desa ini, khususnya yang menjadi target adalah cabai," ujar Jaya.
Dalam kegiatan yang dihadiri ibu-ibu Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) tersebut, dosen FEB UMY, Miftahun Nadzir, turut memberikan materi. Terutama, tentang berbagai manfaat yang menjadi seorang wirausaha di zaman modern saat ini.
Di antaranya, lanjut Miftahun, tentang seorang wirausahawan yang tidak terikat waktu, bebas dari aturan seperti perusahaan, dan mampu menyejahterakan masyarakat di lingkungan sekitar. Namun, ia melihat ide-ide kreatif itu sudah mulai tumbuh.
"Untuk membuat produk olahan dari sumber daya alam yang ada, tapi mereka terlalu takut untuk mencoba karena belum melihat jaminan itu dapat berhasil, hal tersebutlah yang menjadi kendala utama," kata Miftahun.
Warga antusias mengikuti penyuluhan dari para mahasiswa UMY.
Miftahun menuturkan, masyarakat perlu belajar mengenai teknologi saat ini. Hal itu akan sangat membantu mengembangkan usaha rumahan yang sedang dirintis, dan saat ini merupakan zaman yang serba daring.
Salah seorang warga Desa Tijayan, Tuti Istianingsih mengaku cukup terbantu dengan adanya kegiatan itu. Serta, harapan ke depan akan muncul wirausahawan yang sukses dan membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Saya berharap ke depannya kegiatan ini bisa dikomunikasikan lebih sering dan ada keberlanjutan setelah penyuluhan ini, karena kami belum begitu paham serta membutuhkan pengarahan lebih lanjut," ujar Tuti.