REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program-program pemerintah sering kali dikritik dengan cara membandingkan atau mengaitkan dengan program pemerintahan sebelumnya. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno membuktikan dirinya tak alergi dengan cara-cara kritik seperti itu.
Pada Jumat (9/2), ia mengumumkan akan melanjutkan kerja sama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Program itu berupa stikerisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang kuliner.
"Ini bukti bahwa kita akan teruskan program yang sangat bagus ini," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (9/2) malam.
Menurut Sandiaga, upaya ini akan sangat membantu pengusaha UMKM bidang kuliner. Pemprov dan BPOM akan memasang stiker di gerai-gerai UMKM di DKI. Stiker itu memberitahukan bahwa produk kuliner yang dijual aman dari sisi kesehatan.
"Untuk memastikan mereka tidak menggunakan borax, tidak menggunakan formalin, dan tidak memakai zat pewarna terutama bahan yang berbahaya," ujar Sandiaga.
Menurut Sandiaga, stikerisasi akan membantu pelanggan untuk mengidentifikasi produk kuliner yang aman. Program ini nantinya akan disinergikan dengan gerakan One Kecamatan One Center of Enterpreneurship (OK OCE). Sandiaga juga mengatakan kesepakatan ini akan segera diluncurkan. Uji coba akan dilakukan di beberapa lokasi OK OCE.
Sandiaga menambahkan, ini saat yang sangat tepat untuk melanjutkan program stikerisasi. Sebab, perhelatan olah raga Asian Games 2018 akan segera dimulai. Ia tak ingin produk kuliner di DKI diserbu pelanggan dalam kondisi tidak sehat.
Sandiaga mengatakan program stikerisasi ini tidak berbayar. Pemerintah sebelumnya, telah menanggung biaya pengujian yang dilakukan oleh BPOM.
"Pengujian nanti akan di..., sudah dicover oleh pemerintah sebelumnya dengan MoU dan perjanjian kerja sama ini nanti akan ada di bawah temen-temen di Dinkes," ujar dia.
Program stikerisasi memang sudah pernah dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Salah satu lokasi yang menjadi tempat pelaksanaan program ini adalah kawasan Lenggang Jakarta. Dengan program tersebut, Ahok berharap tak ada makanan dan minuman dengan zat berbahaya yang dijual di ibu kota.
Ahok menginginkan agar penempelan stiker BPOM dilakukan di semua kantin sekolah, pasar, dan kampung-kampung. Stiker itu dikeluarkan agar warga dapat menikmati makanan dan minuman yang sehat. Dalam kenyataan di lapangan, banyak pedagang menolak barang dagangannya diuji BPOM.