REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan warga Bidara Cina tak boleh bersikap egois. Ia berharap mereka mau membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk mengosongkan lahan yang akan digunakan untuk program sodetan Kali Ciliwung.
"Jadi kita enggak boleh egois juga. Pengendalian banjir sangat dibantu dengan adanya sodetan ini," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (9/2).
Sandiaga menceritakan, ketika Kali Ciliwung meluap pada Senin (5/2), kondisi Kanal Banjir Timur (KBT) kosong. Sodetan itu akan menjadi saluran agar limpahan air dari hulu dapat diarahlan ke Kanal Banjir Timur (KBT).
"Sodetan itu jawaban yang sangat krusial bagi saya," kata dia.
Sandiaga mengatakan, saat ini para warga masih menduduki tanah milik Pemprov DKI di lokasi yang akan dilalui sodetan. Sebagian yang lain juga menduduki tanah perorangan. Namun, ia belum menjelaskan detail tentang lahan yang dimaksud.
"Di Bidara Cina, nanti saya kasih pas doorstop berikutnya," kata dia.
Sandiaga berharap warga Bidara Cina mau merelakan tanah yang kini ditempati untuk program sodetan Kali Ciliwung. Fasilitas itu nantinya dinikmati oleh seluruh warga Jakarta.
Kendati demikian, ia belum dapat memastikan apakah para warga akan mendapatkan ganti rugi atas tanah yang kini ditempati. Ia mengatakan akan mengkaji hal ini terlebih dahulu, mengingat para warga telah tinggal di sana dalam waktu lama. Tim hukum akan melihat hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam kasus ini.
Politikus Partai Gerindra itu mengatakan perlu ada mediasi untuk menyelesaikan sengketa ini. Perlu ada pula kerjasama yang baik antara warga dan Pemprov DKI Jakarta.
Mantan pengusaha ini menceritakan pengalamannya waktu membangun infrastruktur di beberapa lokasi. Ketika itu, ia juga perlu melakukan mediasi dengan warga. "Kita ingin mudah-mudahan mereka dukung dan apapun hasilnya pemerintah provinsi bisa laksanakan," ujar dia.