Kamis 08 Feb 2018 22:52 WIB

Ryamizard Paparkan Ancaman Teroris Generasi Ketiga Alqaidah

Generasi ketiga adalah ancaman ISIS yang menyebar ke seluruh dunia

Menhan Ryamizard Ryacudu saat menjadi pembicara dalam Dialog Rasina di New Delhi, India, Kamis (18/1)
Foto: Dok Kemenhan
Menhan Ryamizard Ryacudu saat menjadi pembicara dalam Dialog Rasina di New Delhi, India, Kamis (18/1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Ryamizard Ryacudu menerangkan generasi ketiga terorisme setelah Alqaidah saat memberikan kuliah umum di School of International Studies S Rajaratnam, Singapura, Kamis (8/2). Menhan menjelaskan sejak generasi ketiga, setelah Alqaidah dan DAESH (ISIS) yang telah dihancurkan di Timur Tengah (Irak dan Suriah), penanganan ancaman teroris memerlukan komitmen dan tindakan bersama yang kongkret dan serius.

Menurut dia, secara umum di kawasan ASEAN saat ini kita sedang menyaksikan dan berhadapan langsung dengan 3 (tiga) generasi pergerakan jihad teroris global. Tiga generasi pergerakan global itu ialah Alqaidah sebagai generasi pertama yang menyerang Gedung WTC di AS 2001 yang kemudian menjadi ancaman di berbagai belahan dunia di Asia, Afrika, Timur Tengah dan Eropa.

"Ancaman teroris generasi kedua adalah Jihad Global ISIS Suriah dan Irak setelah 'Abu Bakar Albaghadadi' mengumumkan pembentukan khilafah dan negara ISIS pada bulan Juni 2014," jelas Menhan, Kamis (8/2).

Ancaman teroris global generasi ketiga yaitu menyebarnya ancaman ISIS ke seluruh belahan dunia, setelah kekalahan ISIS di Timur Tengah, kelompok separatis itu mulai menyebar ke wilayah Afrika, Eropa dan Asia Timur serta Asia Tenggara pada khususnya, katanya.

"Ciri Khusus dari ancaman terorisme generasi ketiga ini adalah kembalinya para Pejuang ISIS (Foreign terrorist Fighter) dari Timur tengah. Berdasarkan data Intelijen Kemenhan ada sekitar 31.500 Pejuang ISIS asing yang bergabung di Suriah dan Irak," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.

Dari jumlah tersebut 1000 berasal dari Asia Tenggara serta 800 dari Indonesia. Jumlah tersebut memenuhi 40 persen dari keseluruhan pejuang ISIS di kedua wilayah tersebut, ucap Ryamizard.

Menhan pun menuturkan, ancaman radikal dan terorisme generasi ketiga ini memiliki sifat-sifat alamiah yaitu berbentuk desentralisasi ke dalam wilayah provinsi-provinsi. Mereka juga berbentuk sel-sel tidur serta Operasi Berdiri Sendiri (Lone Wolf) dan radikalisasi dengan online, media sosial dan penggunaan teknologi canggih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement