Kamis 08 Feb 2018 11:05 WIB

Potensi Longsor di Jawa Meluas, Daerah Ini Diminta Waspada

Potensi bencana banjir, longsor dan puting beliung akan meningkat pada Februari.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Dwi Murdaningsih
Peta potensi pergerakan tanah di Jateng.
Foto: bnpb
Peta potensi pergerakan tanah di Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini wilayah Indonesia masih berada pada musim hujan. BMKG  memprediksikan hujan berintensitas tinggi akan berlangsung hingga Maret 2018 mendatang.

Puncak musim hujan dikatakan akan terjadi selama Februari 2018. Potensi bencana banjir, longsor dan puting beliung juga akan meningkat.

"Sejak bulan Januari (1/1) hingga Rabu (7/2) kemarin, terdapat 19 orang meninggal dunia akibat longsor, sedangkan puting beliung memakan korban lima orang, banjir tiga orang, kombinasi banjir dan longsor dua orang dan gempa satu orang," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang didapat Republika.co.id, Kamis (8/2).

Potensi longsor di Pulau Jawa meluas yaitu di daerah-daerah yang memiliki topografi pegunungan, perbukitan dan di lereng-lereng tebing yang di bawahnya banyak permukiman. Wilayah ini memanjang di Jawa bagian tengah hingga selatan.

Dari peta potensi longsor pada Februari 2018, wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah daerah yang memiliki potensi paling banyak dari ancaman longsor. Daerah rawan longsor tinggi di Jawa Barat meliputi Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Bandung Selatan, Purwakarta, Garut, Sumedang, Kuningan, dan Tasikmalaya. Sedangkan di Jawa Tengah terdapat di Kabupaten Banjarnegara, Cilacap, Purwokerto, Purworejo, Pekalongan, Temanggung, Semarang, Karanganyar, Tegal, Wonogiri, Magelang, Purbalingga dan Boyolali.

photo
Peta prakiraan pergerakan tanah di Jabar. (BNPB)

Di wilayah Jawa Timur sendiri potensi longsor berada terutama di Kabupaten Ponorogo, Trenggalek, Malang, Pacitan, Mojokerto, Jember, Banyuwangi dan lainnya (*lihat peta: warna merah = bahaya tinggi, kuning = bahaya sedang, hijau = bahaya rendah*).

photo
Peta prakiraan pergerakan tanah di Jatim. (BNPB)

"Masyarakat kami himbau untuk meningkatkan kewaspadaannya. Kenali lingkungan sekitarnya tanda-tanda akan terjadinya longsor seperti adanya retakan tanah, amblesan tanah, keluarnya mata air pada lereng, air sumur dan mata air tiba-tiba keruh, pohon dan tiang listrik miring, tembok bangunan dan pondasi tiba-tiba retak dan lainnya," lanjut Sutopo.

Masyarakat juga diminta untuk memeriksa adanya retakan tanah di bukit yang merupakan cikal bakal dari mahkota longsor. Saat hujan lebat perlu waspada tinggi dan jika perlu mengungsi sesaat ke tempat yang lebih aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement