Selasa 06 Feb 2018 18:14 WIB

Kawasan Puncak Bogor Termasuk Rawan Pergerakan Tanah

Potensi gerakan tanah tinggi terutama saat intensitas hujan di atas normal.

Petugas gabungan melakukan evakuasi longsor di Jalur Utama Puncak, Bogor, Jawa Barat, Senin (5/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas gabungan melakukan evakuasi longsor di Jalur Utama Puncak, Bogor, Jawa Barat, Senin (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Kawasan Puncak Bogor masuk ke dalam daerah rawan  longsor dengan intensitas runtuhan menengah hingga tinggi. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Geologi ESDM, Rudy Suhendar, di Bandung, Selasa (6/2).

"Puncak itu masuk tepat pada kawasan rawan bencana pergerakan tanah," ujar dia.

Berdasarkan peta Geologi lembar Bogor, batuan penyusun di daerah bencana merupakan breksi dan lava Gunung Kencana dan Gunung Limo yang terdiri dari bongkahan andesit dan breksi andesit.

Dengan begitu, kawasan Puncak masuk dalam prakiraan potensi gerakan tanah menengah hingga tinggi apabila curah hujan di atas normal. Terutama daerah yang berbatasan dengan lembah sungai atau tebing jalan.

"Longsor banyak terjadi di daerah endapan-endapan gunung api, dari pada endapan sedimen lainnya," kata dia.

Menurutnya, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan longsor di kawasan Puncak pada Senin. Di antaranya, topografi daerah yakni kemiringan lereng yang cukup terjal, batuan atau tanah yang tidak stabil, dan faktor curah hujan yang tinggi.

"Lereng batuan terhadap longsoran mengalami beban sehingga keseimbangannya berlebih itulah yang terjadi di Bogor," katanya.

Hal ini juga diperparah dengan adanya alih fungsi atau bukaan lahan di sekitar area Puncak. Menurutnya, air di atas permukaan tanah mengalir dengan tidak teratur karena tertutup bangunan.

"Lereng kadang-kadang terjadi pemotongan lereng berarti ada pengaruh manusia. Bila fungsi tata air di atasnya tidak teratur bisa menyebabkan longsor, kaitannya tertutup bangunan, bukaan lahan dan lain sebagainya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement