Selasa 06 Feb 2018 09:39 WIB

RSUD Prambanan Buka Layanan Ortopedi dan THT

RSUD Prambanan telah memiliki 17 dokter spesialis

Bagian persendian pada lutut rawan terserang penyakit tulang
Bagian persendian pada lutut rawan terserang penyakit tulang

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta  menambah dua layanan baru, yakni spesialis Ortopedi dan spesialis Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT). "Pada usia RSUD Prambanan yang kedelapan ini telah berhasil melakukan capaian yang patut disyukuri. Pada tahun ini ada dua layanan baru di RSUD Prambanan, yaitu spesialis Ortopedi dan spesialis THT," kata Direktur RSUD Prambanan drg Isa Dharmawidjaja, Selasa (6/2).

Sebelumya, RSUD Prambanan telah memiliki 17 dokter spesialis, 11 dokter umum, dan dua dokter gigi dengan jumlah total karyawan 278 orang. "Jumlah itu terdiri dari 79 orang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 199 orang berstatus non-PNS. Jadi ada sekitar 72 persen karyawan kami adalah non-PNS. Tapi kami tetap semangat," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengajak seluruh jajaran direksi dan karyawan RSUD Prambanan untuk menjadikan HUT kedelapan itu sebagai momentum intropeksi diri.

"Evaluasi merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kinerja di RSUD Prambanan. Keberhasilan yang telah dicapai RSUD Prambanan, merupakan hal yang patut disyukuri dan diharapkan agar hal tersebut tidak justru membuat pihak RSUD Prambanan lengah," katanya.

Ia mengatakan seluruh jajaran RSUD Sleman tidak boleh cepat puas diri dan terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, terutama di wilayah Sleman timur.

"Jangan merasa sudah sukses, sudah berhasil, nanti malah stagnan. Contoh sudah banyak. Yang tahun sebelumnya berada di peringkat puncak nasional, tapi karena bergerak di zona nyaman, jadinya tertinggal," katanya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk selalu menerapkan perilaku hidup sehat, yang antara lain dapat dilakukan dengan pola konsumsi yang seimbang.

"Pola konsumsi yang seimbang salah satunya dapat dilakukan dengan mengurangi konsumsi terlalu banyak gula dan garam. Orang Yogya itu kecenderungannya suka makan yang manis-manis. Sayur saja kalau di Yogya itu gulanya banyak. Ya otomatis ada kecenderungan untuk berpotensi diabetes dan lain-lain," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement