REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan, pada 2018 ini Indonesia akan menyelenggarakan tiga event besar yang membutuhkan pengamanan komprehensif dan progresif. Ketiga event tersebut, yakni pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak, Asian Games, dan pertemuan Bank Dunia.
Karena itu, Polri dan TNI memperpanjang nota kesepahaman (MoU) tentang perbantuan tentara dalam menangani konflik sosial dan unjuk rasa. Perpanjangan MoU Polri dan TNI Nomor B/2/2018 dan Nomor Kerma/2/I/2018 ditandatangani oleh Kapolri Tito Karnavian dan Panglima TNI Hadi Tjahjanto beberapa waktu lalu.
"Pertama adalah pilkada, ada 171 titik itu gak mungkin Polri mampu. Itu harus di-back up oleh TNI," ujar Syafruddin usai meninjau Wisma Atlet di Kemayoran, Ahad (4/2).
Selain itu, pada 18 Agustus hingga 2 September mendatang, Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games. Tiga kota di Indonesia, yakni Jakarta, Palembang, dan Jawa Barat, akan menggelar pertandingan yang diikuti oleh ribuan atlet dan ofisial.
Syafruddin yang juga ditunjuk sebagai chef de mission Asian Games mengatakan, pesta olahraga se-Asia ini akan diikuti oleh 46 negara. Dia menyebut, Asian Games merupakan perhelatan olahraga internasional terbesar kedua setelah Olimpiade sehingga perlu pengamanan ekstra.
Kemudian, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah pertemuan Bank Dunia di Bali. Syafruddin mengatakan, pertemuan tersebut akan dihadiri oleh 189 negara.
Selain itu, sejumlah pemimpin dunia dijadwalkan hadir dalam pertemuan akbar tersebut. Menurut Syafruddin, tiga event besar ini membutuhkan pengamanan yang besar. Oleh karena itu, Polri akan menggandeng TNI untuk pengamanan.
"Jadi tentu tanggung jawab TNI harus seimbang, bahkan TNI pengerahan pasukannya lebih besar dari Polri," ujar Syafruddin.