Sabtu 03 Feb 2018 18:13 WIB

Perlu Ada Langkah untuk Perbaikan Kehidupan di Asmat

Rintangan alam menjadi kendala penanganan KLB Asmat.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Didi Purwadi
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat mengunjungi warga terdampak kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Asmat,
Foto: dok. Puspen TNI
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat mengunjungi warga terdampak kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Asmat,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, sudah dapat teratasi. Dansatgaskes TNI, Brigjen TNI Asep Setia Gunawan, mengatakan evaluasi perlu dilakukan guna memberikan masukkan kepada pimpinan TNI, Polri, Kementerian dan lembaga lainnya terkait langkah berikutnya.

''Sehingga, dapat diambil langkah-langkah yang tepat dan terintegrasi,'' kata Brigjen Asep dalam Rapat Evaluasi yang bertempat di Posko Satgaskes TNI, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Jumat (2/2), dalam rilisnya yang diterima Republika.co.id.

Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, sebelumnya mengatakan bahwa permasalahan penyakit campak sudah selesai melalui keterlibatan Satgas Kesehatan TNI-Polri, Kementerian Kesehatan, dan pemerintah daerah. Langkah penyelesaian perlu dilanjutkan dengan tahap pendampingan dan pemantauan. Sehingga, masyarakat terutama anak-anak yang terkena campak maupun gizi buruk benar-benar sembuh dan diberikan asupan gizi yang memadai.

Satgaskes TNI sudah melaksanakan tugas di distrik-distrik Asmat. Kondisi Asmat saat ini mendapat banyak tenaga medis dan bantuan lainnya dari berbagai pihak. Menurut Brigjen Asep, potensi yang sudah ada itu dapat difokuskan lebih lanjut pada upaya perbaikan gizi dan perbaikan taraf kehidupan serta pendidikan di sana.

"Perlu langkah-langkah terintegrasi dari berbagai Kementerian dan Lembaga baik itu Kementerian PUPR, Kemensos, Kemendikbud, Kementerian Pertanian maupun Kementerian Perikanan," katanya.

Dalam rapat evaluasi tersebut, Brigjen TNI Asep mempersilahkan anggota Tim 2 Gabungan Satgaskes TNI dibawah pimpinan Letda Laut (K) dr. Muhammad Aulia dan Letda Ckm Dedy Priyo Widodo, Amd.kep untuk menceritakan pengalamannya. Sehingga, hal itu dapat menjadi masukan yang baik untuk tahapan berikutnya.

Brigjen TNI Asep mengatakan tentang arti pentingnya sanitasi lingkungan. Khususnya, sanitasi di lingkungan RSUD yang menurutnya perlu ditingkatkan. Disamping itu, ia mengatakan bahwa limbah rumah sakit seperti bekas obat-obatan dan sampah medis memerlukan penanganan khusus yang berbeda dengan limbah lainnya.

Dengan kondisi sanitasi rumah sakit yang baik, maka masyarakat yang datang berobat diharapkan dapat lebih cepat sembuh. Brigjen TNI Asep juga berpesan kepada komponen Satgaskes TNI untuk terus menjaga sinergitas. Sehingga, menurutnya, tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

photo
Perjalanan dari Agats ke Kampung Kapayaf 1, Distrik Kolf Braza, Kabupaten Asmat, Papua ditempuh dengan melewati sungai dan rawa. (Dokumentasi Satgaskes TNI)

Aipda Parnu Amk, anggota Polri yang tergabung dalam Satgaskes TNI, mengatakan bahwa perjalanan dari Agats ke Kampung Kapayaf 1, Distrik Kolf Braza, ditempuh dengan melewati sungai dan rawa. Karena itu, menurutnya, Tim Gabungan Satgaskes TNI harus berganti sarana transportasi mulai dari speed boat, viber dan katinting.

"Berkali-kali tim gabungan harus mengangkat alat transportasi yang ditumpangi karena adanya rintangan alam,'' kata Aipda Parnu. ''Kendala lain adalah tidak adanya sinyal untuk komunikasi.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement