Sabtu 03 Feb 2018 09:22 WIB

Polri Anggap Persoalan Video Pidato Kapolri Sudah Clear

Kapolri sudah tabayyun dengan ormas Islam untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Kapolri Jenderal Polisi, Muhammad Tito Karnavian
Foto: Republika/Muhyiddin
Kapolri Jenderal Polisi, Muhammad Tito Karnavian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri berharap agar polemik ucapan Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian tidak dibesar-besarkan lagi. Sebab, menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal, Kapolri sudah tabayyun dengan ormas Islam untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Pak Kapolri sudah bertabayun di kantor PBNU dengan belasan ormas Islam. Sudah clear tidak ada masalah lagi. Tolong tidak dipolitisir ini semua," ujar Iqbal, Jumat (2/1).

Menurut Iqbal, Polri terap bersilaturahim dengan semua komponen masyarakat termasuk ormas Islam. Hal ini dilakukan karena Polri tidak bisa bekerja sendiri untuk melakukan pengamanan keamanan dan ketertiban nasional, khususnya pada tahun politik ini.

"Jadi semua komponen masyarakat termasuk ormas Islam, para ulama, tokoh agama, semua komponen bergandengan tangan untuk menguatkan keamanan sehingga NKRI tidak boleh sedikitpun goyang," ujar dia.

Sebelumnya sebuah video ucapan Tito menuai polemik setelah menyatakan akan merangkul ormas Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di semua lini. Ucapan Tito yang menyebut organisasi lain merontokkan negara pun menuai protes dari sejumlah pihak.

Adapun penggalan ucapan Tito yang dipermasalahkan dalam video yang beredar di Media Sosial adalah:

Semua Kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua Polres wajib membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten dan kota. Para Kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, jangan dengan yang lain. Dengan yang lain itu nomor sekian, mereka bukan pendiri negara, mau merontokkan negara malah iya.

Kapolri pun menjumpai sejumlah pihak untuk meluruskan hal tersebut. Di antaranya adalah, Ketua Syarilat Islam Hamdan Zoelva dan PBNU. Polri menyatakan video tersebut telah disunting dan dipotong sehingga menimbulkan polemik.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement