Sabtu 03 Feb 2018 07:53 WIB

Julukan Anyar TGB di Cirebon

Menurut TGB, agenda keislaman akan selalu sejalan dengan agenda kebangsaan.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Agung Sasongko
Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (tengah) bersama Pengasuh Pondok Pesantren Kempek Cirebon, Muhammad Musthofa Aqiel (kiri) dalam Ngaji Kebangsaan di Ponpes Kempek, Cirebon, Jumat (2/2).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (tengah) bersama Pengasuh Pondok Pesantren Kempek Cirebon, Muhammad Musthofa Aqiel (kiri) dalam Ngaji Kebangsaan di Ponpes Kempek, Cirebon, Jumat (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGB Muhammad Zainul Majdi dikenal sebagai umara dan ulama. Julukan 'Gubernur Santri' lekat terpatri kepadanya. Baru-baru ini, TGB kembali mendapatkan julukan anyar. Peristiwa ini terjadi usai shalat shubuh berjamaah di Andalus City, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (3/2).

Sesaat setelah menyampaikan tausiyah usai shalat shubuh berjamaah, salah seorang jamaah bertanya soal pengalamannya berhasil membangun NTB selama dua periode.

"Ustaz Gubernur, bagaimana cara membangun NTB, syukur-syukur pengalaman Ustaz Gubernur bisa juga kita adopsi di Cirebon," tanya seorang jamaah.

Sontak saja, jamaah yang hadir tertawa. Pun dengan TGB yang mendengarnya. TGB menyampaikan, pencapaian positif yang diraih NTB merupakan buah dari kerja keras bersama, seluruh elemen yang ada di NTB.

Kata TGB, kebersamaan menjadi kata kunci dalam sebuah pembangunan. Termasuk di NTB. Dalam melakukan perubahan, lanjut TGB, dibutuhkan sebuah keberanian yang dibarengi cita-cita mulia karena Allah SWT. TGB juga menggunakan pendekatan keagamaan dalam setiap proses pembangunan. Menurut TGB, agenda keislaman akan selalu sejalan dengan agenda kebangsaan, dan juga sebaliknya.

"Saat maju gubernur, kuncinya hanya keberanian atau nyali dengan cita-cita mulia. Kalau keberanian tanpa cita-cita mulia, maka akan berakhir pada kesembronoan," kata TGB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement