Jumat 02 Feb 2018 17:37 WIB

Arti Kartu Kuning dari Ketua BEM UI untuk Jokowi

BEM UI melancarkan aksi saat Jokowi memberikan sambutan Dies Natalis UI.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andri Saubani
Seorang mahasiswa UI diamankan oleh Paspampres saat mengacungkan buku kuning untuk Presiden Jokowi, di sela Dies Natalis UI, Jumat (2/2)
Foto: Istimewa
Seorang mahasiswa UI diamankan oleh Paspampres saat mengacungkan buku kuning untuk Presiden Jokowi, di sela Dies Natalis UI, Jumat (2/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejadian mengagetkan terjadi ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan dalam acara Dies Natalis Unversitas Indonesia. Sesaat setelah Jokowi membuka sambutannya, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia mengacungkan sebuah buku berwarna kuning.

Salah satu anggota Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) yang berada di dekatnya langsung menggiring Ketua BEM ini keluar dari ruangan. Ketika ditemui, Ketua BEM Universitas Indonesia (UI) yang diketahui bernama Zaadit Taqwa menuturkan, aksi yang dilakukannya merupakan bentuk evaluasi bagi Jokowi dan Kabinet Kerja yang dipimpinnya.

"Jadi ngasih peringatan buat Jokowi untuk menyelesaikan permasalahan bangsa," ujar Zaadit, Jumat (2/2).

Zaadit menuturkan, sebelum kedatangan Jokowi ke universitasnya, dia dan sejumlah mahasiswa UI lain telah menyiapkan tiga tuntutan yang dalam aksi di Stasiun Kereta API UI. Pertama, BEM UI meminta Jokowi segera menyelesaikan gizi buruk di Papua. Kedua, Jokowi harus bisa menetapkan Penjabat Gubernur agar tidak seperti Orde Baru di mana ada dwifungsi Polri, di mana anggota polisi aktif justru memegang jabatan selain di lembaganya.

Terakhir, terkait mengenai aturan bahwa mahasiswa bisa bergerak dan berorganisasi serta berkreasi secara aktif, tidak dikukung oleh peraturan yang membatasi ruang gerak mahasiswa. Dengan aksi 'kartu kuning' yang dilakukannya, Zaadit menyebut bahwa hal ini dijalankan untuk mempercepat tanggapan dari Jokowi, karena tiga hal yang dituntutnya sudah memakan banyak korban, khususnya tentang perbaikan gizi.

"Ini bentuk simpati ke teman-teman kita di Papua, bahwa Papua perlu diperhatikan. Papua juga bagian dari masyarakat Indonesia," ujarnya.

Dia menjelaskan, kartu kuning yang dibawa pada aksi tersebut merupakan buku paduan suara. Karena pengawasannya sangat ketat dari Paspampres, maka tercetus akan untuk menggunakan buku tersebut aga bisa masuk ruangan tanpa mendapat halangan dari pihak keamanan.

"Ini spontan karena sebenarnya sudah menyiapkan rencana, tapi berubah-ubah menyesuaikan dengan kondisi di dalam ruangan," papar Zaadit.

Zaadit pun memastikan aksi ini bukanlah yang terakhir. BEM UI berencana melakukan aksi yang lebih besa jika tuntutan mereka tidak dipenuhi pemerintahan Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement