Sabtu 03 Feb 2018 05:11 WIB

Ulama, Subuh Berjamah, dan Teror Orang Gila

Wartawan Republika, Agus Yulianto
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Para pelayat tengah menyolatkan Ustaz Prawoto yang meninggal akibat dianiaya di mesjid Al Muhajirin Jalan Burujul, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (1/2)

Kutuk keras penganiayaan

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Ketua Umum PP Persis, KH. Aceng Zakaria, segenap lembaga dan pimpinan Persis merasakan duka yang mendalam atas kehilangan putra terbaik mereka, yang telah memberikan dedikasi luar biasa pada Jihad Jamiyah. Persis bahwa mengutuk dengan keras kasus penganiayaan ini. Ia meminta kepada aparat penegak hukum (kepolisian) agar mengusut sampai tuntas, dan menegakkan hukum secara adil dan transparan," demikian pernyataan pimpinan Persis.

Duka juga disampaikan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini. Almarhum meninggal dunia karena dianiaya seorang pria pada Kamis (1/2). Kami keluarga besar NU turut berduka dan mendoakan mudah-mudahan almarhum meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Pengurus Cabang sudah melakukan takziah, berbelasungkawa, dan menyampaikan doa keprihatinan ke rumah duka," ujar Helmy.

Ia pun mengutuk keras segala tindakan kekerasan yang dilakukan oleh siapapun kepada orang tak bersalah, apalagi kepada sosok yang dikenal sebagai tokoh agama. Helmy meminta polisi mengusut tuntas kejadian tersebut serta meningkatkan keamanan.

Senada diungkapkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengaku prihatian terhadap korban penganiayaan Ustaz Prawoto. Bahkan, kejadian tersebut membuat ustaz dari Persatuan Islam (Persis) menghembuskan napas terakhir.

photo
Suasana pemakaman Ustad Pratowo di pemakaman keluarga di kawasan Burujul, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (1/2).

Sekretaris Jendral MUI, Amirsyah Tambunan mengingatkan, di era kemajuan teknologi seperti ini masih banyak pihak-pihak provaksi. Padahal, Indonesia merupakan negara yang terkenal suasana damai, nyaman dan tentram.

Ya, masyarakat diharapkan tidak terpancing berbuat anarkis akibat kejadian tersebut sehingga menimbulkan suasana ketidaknyamanan hingga perpecahan. Tindak pencegahan semua pihak dibutuhkan supaya suasana kehiduapn aman, damai juga diperlukan.

Di sisi lain, tindakan penanganan dalam bentuk tindakan hukum yang jelas harus ditetapkan, sehingga jangan sampai terulang kasus serupa. Dan yang terpenting, para ulama dan ustaz juga dapat beraktivitas dengan aman, nyaman, dan damain. Semoga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement