Kamis 01 Feb 2018 23:10 WIB

Din Yakin NU dan Muhammadiyah tak Tersanjung Pidato Kapolri

Din juga mengungkapkan, persoalan pidato Tito tidak perlu diteruskan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Din Syamsuddin
Foto: Republika/Prayogi
Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan Muslim Din Syamsuddin meyakini NU dan Muhammadiyah tidak merasa tersanjung terhadap pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam rekaman pidatonya di Serang, Banten, Februari 2017 lalu. Video ini kemudian viral beberapa hari terakhir.

"Saya rasa NU dan Muhammadiyah tidak juga merasa tersanjung dengan pernyataan ini karena bagi kami ini ya sama-sama lah untuk bangsa dan negara," katanya usai menghadiri diskusi publik di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/2).

Din juga mengungkapkan, persoalan pidato Tito tidak perlu diteruskan atau dikembangkan. Apalagi, Rabu (31/1) kemarin Tito dan sejumlah pimpinan ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah sudah melakukan pertemuan.

"Beliau saya dengar juga sudah meminta maaf dengan mengunjungi dan bertemu dengan sejumlah pimpinan ormas Islam, baik ke dewan pimpinan Serikat Islam termasuk juga ke PBNU dan di sana juga ada sejumlah pimpinan ormas Islam lain," ujar mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

Menurut Din, ke depannya Polri perlu mempererat silaturahmi dengan ormas-ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah. "Tentu ke depan harus diajak berkomunikasi bersama oleh Kapolri. Jadi ajaklah ormas Islam lain di luar NU dan Muhammadiyah," kata dia.

Tito telah memberikan klarifikasi terkait pidatonya dalam rekaman video yang viral baru-baru ini. Klarifikasi ini disampaikan di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (31/1) kemarin, di hadapan 14 perwakilan ormas Islam di luar NU dan Muhammadiyah.

Tito menyampaikan tidak ada maksud dari dirinya apalagi institusi Polri untuk tidak membangun hubungan dengan ormas Islam di luar NU dan Muhammadiyah. "Sedikitpun tidak ada niat dari saya sebagai Kapolri apalagi institusi Polri untuk tidak membangun hubungan dengan organisasi Islam di luar NU dan Muhammadiyah," kata dia.

Bagi Tito, Polri tentu sangat berkepentingan untuk membangun hubungan baik dengan ormas manapun sepanjang ormas itu satu visi yakni demi keutuhan NKRI dan Pancasila. Terlebih 2018 ini adalah tahun politik sehingga Polri dan ormas-ormas Islam perlu bahu-membahu menjaga situasi agar tidak terjadi konflik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement