REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah sopir angkutan kota (angkot) yang trayeknya melewati kawasan Tanah Abang membantah demo yang dilakukan adalah mobilisasi atau digerakkan orang. Mereka mengaku protesnya untuk meminta Jalan Jatibaru kembali difungsikan sebagaimana mestinya adalah inisiatif sopir angkot.
"Nggak ada itu (digerakkan), kami demo sendiri, dari awal cuma minta dibuka itu jalan depan Stasiun Tnaah Abang (Jalan Jatibaru)," kata Hamid (53 tahun) salah satu sopir yang mengikuti aksi di depan Balai Kota, Rabu (31/1).
Sopir angkot JP03 trayek Grogol-Tanah Abang Rusdi (50) juha menyatakan tak pernah ada yang menggerakkannya untuk demo. Ia mengaku terpanggil untuk ikut dalam barisan yang menentang penutupan Jalan Jatibaru lantaran terimbas buruk kebijakan tersebut.
Dia mengatakan pendapatannya turun drastis sejak jalan itu ditutup. Bahkan, Rusdi mengaku lebih sering pendapatannya hanya untuk setoran dan tidak membawa pulang uang lebih. Tak jarang pula harus 'nombok' untuk bayar setoran.
"Jadi kalau dibilang digerakkan ya nggak juga, dari awal kami hanya ingin keadilan. Jumlah kami juga lebih banyak dari pedagang di jalan itu," ujar dia.
Sebelumnya, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan menyebut ada oknum tertentu yang mengancam sopir angkot jika tidak ikut aksi demo di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ia mengklaim mendapat informasi langsung dari sopir.
"Kan kita undang sopirnya, kita tanya sopirnya, dia merasa diancam. Ini kan yang digerakkan para sopir," kata dia.
Shafruhan mengatakan, Organda telah melakukan pertemuan pada pekan lalu dengan para sopir yang rutenya melewati Tanah Abang. Ia mengklaim para sopir menyatakan sebenarnya tidak ingin mengikuti aksi demonstrasi. Dia mengindikasikan ada yang menggerakkan para sopir untuk melakukan demo.