Rabu 31 Jan 2018 07:57 WIB

Cholil Nafis: Kapolri Perlu Jelaskan Jika Ada Kesalahpahaman

KH Cholil menilai pihak lain tidak perlu tersinggung meski tidak disebutkan.

Rep: Lida Puspaningtyas / Red: Andi Nur Aminah
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia, KH Cholil Nafis menilai pernyataan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Tito Karnavian perlu penjelasan lebih komperhensif. Pernyataannya terkait peran umat Islam dalam menjaga Indonesia dinilai bisa menimbulkan kesalahpahaman. "Saya pikir Kapolri perlu menjelaskan ketika ada kesalahpahaman," kata dia pada Republika.co.id, Rabu (31/1).

Dalam video yang viral, Tito menyampaikan NU dan Muhammadiyah harus terus didukung kecuali organisasi masyarakat lain. Ia menyebut ormas lain mau merontokkan negara.

Tito tidak menyampaikan pihak mana yang disebutnya demikian. KH Cholil menilai pernyataan Kapolri sebenarnya adalah perspektif untuk menciptakan Indonesia yang lebih aman. Selain itu, Kapolri membuat pernyataan berdasarkan pengetahuan sejarahnya.

KH Cholil menilai pihak lain tidak perlu tersinggung meski tidak disebutkan setelah NU dan Muhammadiyah. "Karena memang (Tito) bicara soal fakta sejarah dan pihak mayoritas, tanpa menapikan yang lain. Ia bicara kehormatan yang sudah teruji dalam membela NKRI," katanya.

Meski demikian, pernyataan Tito dinilai masih bisa menimbulkan kesalahpahaman. Tito tidak menjelaskan lebih lanjut soal bagaimana seharusnya organisasi umat Islam menciptakan keamanan. "Pak Tito perlu lebih komperhensif dalam menjelaskan, agar tidak sepotong-sepotong," kata dia.

Dia mengatakan, penyataan yang tidak jelas bisa menimbulkan reaksi beragam. Sehingga ada yang merasa tidak punya suara atau dianggap kurang penting. Penjelasan lebih lanjut dinilai akan meminialisir kesalahpahaman. "Mungkin cara penyampaiannya ada yang kurang paham. Pak Tito perlu lebih komprehensif dalam menyampaikan," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement