REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan Gubernur DKI Anies Baswedan yang membolehkan becak beroperasi di Jakarta menuai masalah baru. Indikasi banyaknya becak dari luar Jakarta muncul karena kebijakan Gubernur DKI sekarang.
"Ini kan 'menuai' dari apa yang 'ditabur' soal kebijakan membolehkan becak," kata Ketua Fraksi Nasdem di DPRD DKI Jakarta Bestari Barus, Senin (29/1).
Menurutnya kalau pintu larangan becak beroperasi yang sudah berpuluh tahun dilarang, akhirnya dibuka, maka seperti inilah jadinya. Namun ia tak ingin berkomentar bila banyaknya becak dari luar Jakarta yang masuk ke DKI itu dianggap ada yang memobilisasi.
Karena bisa jadi becak yang datang dari luar Jakarta itu hanya memandang peluang menjadi tukang becak ada lagi di Jakarta. Sehingga mereka pun datang ke Jakarta. Jadi masalah becak yang dilegalkan di Jakarta ini, intinya bukan soal mobilisasi atau siapa yang mobilisasi.
"Kebijakan yang tidak tepat atau salah pasti akan menimbulkan akibat yang salah juga," ujar Bestari.
Sebelumnya, Sandiaga menyatakan tak akan tinggal diam apabila ada mobilisasi becak dari daerah ke Jakarta. Ia mengaku sudah mendengar laporan adanya kedatangan beberapa truk berisi becak ke Jakarta. Mereka berdatangan dari kawasan Pantura, terutama Indramayu.
Sandiaga menyatakan akan bersikap tegas terhadap oknum yang memobilisasi para pengemudi becak. Becak dan para pengemudi akan dipulangkan. Kendati demikian, hingga saat ini belum ada becak dan pengemudi yang mendapatkan sanksi tersebut.