Senin 29 Jan 2018 14:37 WIB

Menyelamatkan Arsip Kepresidenan RI

ANRI sedang menjalankan program menyelamatkan arsip kepresidenan.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Pengunjung melintas di antara diorama sejarah Indonesia di Museum Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Rabu (22/7).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pengunjung melintas di antara diorama sejarah Indonesia di Museum Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Rabu (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) bekerja sama dengan Kementerian Sekretaris Negara (Kemensesneg) mengumpulkan seluruh arsip bersejarah terkait kepala negara Indonesia. Arsip yang terus dikumpulkan mulai dari masa kepemimpinan Presiden Soekarno hingga presiden saat ini.

Kepala ANRI Mustari Irawan menuturkan ada beberapa arsip yang diambil alih dari Kemensesneg. Arsip ditelusuri, diinventarisasi, didaftar, dialihmediakan, ditarik, hingga diserahkan kepada ANRI melalui Tim Bersama Arsip Kepresidenan.

"Kami sedang menjalankan program menyelamatkan arsip kepresidenan," ujar Mustari dalam penyerahan arsip kepresidenan di kantor Kemensesneg, Senin (29/1).

Sejauh ini, tim berhasil menarik arsip kepresidenan dari Istana Kepresidenan di berbagai daerah. Misalnya, arsip foto kegiatan Presiden tahun 1954 hingga 2014 dan buku tamu kenegaraan tahun 1982 hingga 1992.

Dikumpulkan juga arsip menyangkut pemerintahan era Kabinet Republik Indonesia Serikat sampai dengan Kabinet Ampera yang disempurnakan Dewan Menteri Tahun 1949 hingga 1968. Dokumen itu sebagian besar menginformasikan sejarah pembentukan dan pergantian kabinet berbagai era, seperti Republik Indonesia Serikat, Demokrasi Parlementer, dan Orde Lama (Demokrasi Terpimpin).

Tak kalah penting, arsip Gerakan Non Blok (GNB) tahun 1970 hingga 1998, arsip ASEAN tahun 1967 hingga 1968, dan arsip Sekretariat Wakil Presiden tahun 1999 hingga 2004 berhasil dikumpulkan.

Mustari menuturkan pengumpulan arsip kepresidenan juga dalam rangka mengejar predikat dari UNESCO. "Kami juga sedang mencoba mengusulkan tahun ini agar arsip-arsip Soekarno bisa memperoleh memory of world dari UNESCO," kata Mustari. Mustari berharap semua Kementerian dan Lembaga bisa berperan aktif menyerahkan arsip penting ke ANRI.

Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno menyambut baik upaya ANRI. Menurutnya ini diperlukan untuk menjaga makna sejarah. "Pengarsipan ini penting dari hulu hingga ke hilir. Dan yang paling penting adalah bagaimana kita mengamankan arsip itu, menyimpannya dengan baik, terus kemudian menata, mengkonsoldasikannya, kemudian menyerahkan kepada ANRI untuk dijadikan arsip nasional," ujarnya saat menyerahkan langsung arsip Kepresidenan RI kepada ANRI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement