Jumat 26 Jan 2018 05:11 WIB

Agar Asmat Kembali Sehat

Friskila Berpit (5 tahun) seorang anak yang tengah menderita malanutrisi ditunggui ibunya, Yolanda Berkit di RSUD Agats, Kabupaten Asmat, Kamis (25/1). Friskila adalah satu dari sekian banyak anak Asmat yang terjangkit wabah itu belakangan.
Foto:
Menteri Kesehatan Nila DF Moeloek meninjau rumah sakit rawat inap di Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (25/1).

Sedangkan Bupati Asmat Elisa Kambu menilai, kurangnya sumber daya manusia (SDM) jadi persoalan terkait penanganan kesehatan di Asmat. Ia mencontohkan, Pemkab Asmat menggelontorkan dana untuk menggaji lima dokter spesialis masing-masing 40 juta per bulan.

“Tapi kita dapat dokter spesialis susa sekali,” kata Elisa dalam rapat kordinasi. Ia merasa percuma membangun rumah sakit dan puskesmas serta mendatangkan fasilitas kesehatan jika nantinya tak terpakai karena tak ada yang bisa mengoperasikan.

Menteri Kesehatan dan para petinggi Kemenkes serta dinkes seantero Papua akan berkumpul sejak Kamis (25/1) kemarin guna merancang penuntasan persoalan tersebut. Kadinkes Papua Aloysius Giay menekankan, sudah bukan saatnya lagi mencari siapa yang salah.

“Masalah bara apinya di mana, kami siap bertanggungwawab,” kata Aloysius, kemarin.

Mengamini Menkes, ia mengatakan persoalan kesehatan di Papua sangat kompleks. Ia kemudian memisalkan, DAK Papua bidang kesehatan yang terus ditingkatkan nyatanya tak mampu mengentaskan warga dari persoalan kesehatan. Artinya, papar Aloysius, ada persoalan miskordinasi dan miskomunikasi di sini.

Sementara soal tenaga kesehatan, Papua saat ini baru memiliki 12 ribu dari yang dibutuhkan sebanyak 38 ribu. Namun, pada akhirnya Aloysius menekankan, persoalan di Asmat dan Papua secara keseluruhan memang bukan hanya soal tragedi kesehatan.

Ada persoalan air bersih, rumah sehat, dan ketahanan pangan yang belum bisa diperoleh warga Papua. “Jika kita bicara semata masalah kesehatan, akan muncul lagi masalah yang sama di tahun-tahun berikutnya.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement