Kamis 25 Jan 2018 19:21 WIB

Panitia SNMPTN 2018 Diminta Lebih Selektif Mengecek Nilai

Rapor siswa ada tiga penilaian yakni dari nilai sikap, pengetahuan keterampilan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Winda Destiana Putri
SNMPTN
SNMPTN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Sekolah SMAN 10 Bandung Ade Suryaman meminta panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2018, dapat lebih selektif dan teliti mengecek nilai dari Pangkalan Data Siswa dan Sekolah (PDSS) dan data fisik siswa. Sebab, pada tahun 2017 lalu, siswa dari SMAN 10 Bandung hampir di blacklist dari proses penyaringan SNMPTN karena dinilai memanipulasi data.

Ade menjelaskan, dalam buku rapor siswa ada tiga klasifikasi penilaian yang terdiri dari nilai sikap, nilai pengetahuan dan keterampilan. Adapun yang dimasukkan ke dalam PDSS adalah nilai pengetahuan saja.
 
"Saya sampai dipanggil, panitia bilang nilai yang kami masukkan di PDSS dan data fisiknya tidak sinkron. Padahal, panitia salah, mereka tidak paham. Kan yang dimasukkan ke dalam PDSS itu nilai pengetahuan, eh panitia membandingkannya dengan nilai keterampilan. Jelas berbeda," kata Ade saat dihubungi Republika, Kamis (25/1).
 
Menurut Ade, kejadian tersebut bukan hanya dialami oleh SMAN 10 Bandung saja. Ketika itu, Ade mengingat, banyak sekolah-sekolah lain yang juga dipanggil oleh panitia karena alasan yang sama. Karena itu, Ade meminta agar panitia SNMPTN 2018 bisa lebih teliti, dan kejadian serupa tidak akan terulang pada tahun ini.
 
"Ada puluhan sekolah yang dipanggil. Tapi, gak etis juga kalau saya sebut satu-persatu sekolahnya. Ya meskipun kesalahpahaman itu bisa diselesaikan, tapi menyangkut harga diri sekolah kan ini. Kami tidak salah, eh kok dipanggil begitu," tegas Ade.
 
Ade mengatakan, saat ini ada sekitar 200 siswa yang akan didaftarkan melalui jalur SNMPTN. Jumlah tersebut merupakan 50 persen dari total siswa SMAN 10 Bandung. Sebab, kata dia, untuk tahun ini jatah pendaftaran melalui jalur SNMPTN bagi sekolah yang memiliki akreditasi A hanya 50 persen dari total siswa.
 
Meski begitu, dia mengaku, tidak mengalami kendala yang signifikan ketika memasukkan data siswa ke dalam PDSS. Hanya saja, menurut dia, masalah-masalah administrasi dari siswa seringkali menjadi penghambat.
 
"Semua sistem sudah online, data siswa pun masuk ke dalam data pokok pendidikan (Dapodik). Jadi mulai dari nama, dan lainnya harus sama semua. kalau ada yang salah ya tidak akan diterima. Nah, banyak siswa yang nama di akte dan rapor berbeda. Begitu," jelas dia.
 
Namun, dia memastikan, dalam waktu dekat pihaknya akan segera merampungkan proses pendaftaran dan verifikasi siswa dalam PDSS. Sehingga, peluang lolos SNMPTN 2018 semakin besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement