REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan mendapatkan 10 ribu ton beras yang diimpor dari Vietnam pada awal Februari mendatang. "Jadi ada kebijakan baru dari pemerintah saat ini Perum Bulog yang mengimpor beras dari luar negeri. Ada sekitar 500 ribu ton yang diimpor dan NTT mendapatkan 10 ribu ton dari jumlah tersebut," kata Kepala Bulog Divre NTT Efdal MS di Kupang, Kamis (25/1).
Ia menjelaskan keputusan dari pemerintah untuk memberikan kepercayaan kepada Bulog untuk Impor beras karena memang tugas bulog adalah menampung beras. Selebihnya Efdal sendiri mengaku tak mengetahuinya sebab sebagai Bulog meunurutnya hanya mengikuti peraturan pemerintah yang sudah tertuang dalam undang-undang.
"Ya Bulog sih ikut saja apa kata pemerintah. Toh ini juga demi mensejaterahkan rakyat," ujarnya.
10 ribun ton beras impor itu dibagi menjadi dua. Yakni beras dengan kualitas premium lima ribu ton, serta beras dengan kualitas medium lima ribu ton.
Ia pun mengaku kualitas dari beras impor itu juga sangat bagus. "Karena memang untuk beras dari Vietnam kualitas mediumnya masuk kategori satu," ujarnya.
Dengan masuknya 10 ribu ton beras tersebut maka jumlah stok beras di NTT hingga saat ini mencapai 34 ribu ton. "Sebab saat ini stok yang ada di gudang bulog mencapai 24 ribu ton," katanya menambahkan.
Oleh karena itu ia mengimbau kepada masyarakat di NTT untuk tidak perlu khawatir dengan stok beras dan harga beras di NTT karena masih akan bertahan hingga empat sampai lima bulan ke depan.