Kamis 25 Jan 2018 14:30 WIB

1.118 Rumah di Kabupaten Lebak Rusak Akibat Gempa

Petugas masih terus mengecek jumlah kerusakan.

Personil Sabhara Polda Banten mengangkut genting untuk memperbaiki rumah warga terdampak gempa di desa Cimandiri, Kabupaten Lebak-Banten.
Foto: Republika/Singgih Wiryono
Personil Sabhara Polda Banten mengangkut genting untuk memperbaiki rumah warga terdampak gempa di desa Cimandiri, Kabupaten Lebak-Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sebanyak 1.118 rumah di Kabupaten Lebak, Banten, rusak akibat gempa tektonik berkekuatan 6,1 Skala Richter (SR). Gempa juga menyebabkan seorang meninggal dunia.

"Jumlah kerusakan rumah hingga kini masih fluktuatif karena masih dilakukan pendataan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Kamis (25/1).

Akibat kerusakan rumah, sejumlah warga  mengungsi ke rumah kerabat maupun tetangga yang tak menjadi korban.  Masyarakat yang mengalami kerusakan rumah tersebar di 17 kecamatan, namun terparah di wilayah selatan Lebak.

Sebab, wilayah selatan Lebak posisinya berdekatan dengan pusat gempa, seperti Kecamatan Panggarangan, Bayah, Cihara dan Cilograng.

Pusat gempa yang terjadi pada koordinat 7,21 LS dan 105, 91 BT atau tepatnya 81 KM arah barat Lebak dengan kedalaman 10 Km cukup kuat. "Saya kira gempa tahun ini cukup kuat hingga ribuan rumah warga mengalami kerusakan dibandingkan tahun sebelumnya," kata Kaprawi.

Baca juga, Gempa Lebak 6,4 Skala Richter, Getarannya Sampai Jakarta.

Menurut Kaprawi, dari 1.118 rumah yang mengalami kerusakan itu di antaranya sebanyak 138 unit rusak berat, 809 unit rusak ringan dan 171 unit rusak sedang.

Selain itu juga kerusakan bangunan sekolah sebanyak 15 unit, puskesmas satu unit, tempat ibadah enam unit dan kantor kecamatan satu unit.

Kebanyakan kerusakan rumah itu di antaranya bagian atap, tembok berbelah dan tembok runtuh. Namun demikian, gempa tektonik yang menimbulkan kerusakan rumah itu tidak mengakibatkan korban jiwa.

Adapun, seorang warga yang mengalami korban jiwa diduga terserang penyakit jantung setelah melihat rumahnya roboh akibat gempa. "Kami minta warga tetap meningkatkan waspada untuk mengurangi risiko bencana agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material cukup besar," katanya.

Kaprawi mengatakan, pihaknya terus mengoptimalkan penanganan pascabencana agar warga korban gempa tidak menimbulkan kerawanan pangan maupun penderitaan.

Penyaluran bantuan terus dilakukan dari berbagai instansi,perusahaan maupun komponan masyarakat. Sebab, penyaluran bahan pokok maupun kebutuhan lainnnya dapat meringankan beban ekonomi warga yang terdampak gempa.

"Kami bekerja keras agar korban gempa bisa ditangani dengan baik," katanya menjelaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement