Rabu 24 Jan 2018 19:09 WIB

Golkar Diprediksi Jadi Lawan Berat PDIP di Pemilu 2019

Berdasarkan survei LSI Denny JA, elektabilitas Golkar saat ini menyaingi PDIP

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar (kanan) memaparkan hasil survei bertema ‘Lima Isu Partai di Tahun Politik’ di Jakarta, Rabu (24/1).
Foto: Republika/Prayogi
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar (kanan) memaparkan hasil survei bertema ‘Lima Isu Partai di Tahun Politik’ di Jakarta, Rabu (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar memprediksi Partai Golkar akan menjadi lawan berat bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang. Berdasarkan survei yang dilakukan lembaga itu, saat ini PDIP dan Golkar menjadi Parpol yang paling tinggi elektabilitasnya.

"Elektabilitas partai lainnya rata-rata di bawah perolehan suaranya pada Pemilu 2014." kata peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar di Jakarta,Rabu (24/1).

Rully mengatakan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden akan digelar pada tahun depan sehingga seluruh partai politik mulai menyiapkan strategi dan pentahapan pemilu verifikasi partai juga telah dilakukan. Berdasarkan hasil riset LSI, dua partai politik akan memperoleh dukungan (elektabilitas) melebihi raihan Pemilu 2014 yakni PDI Perjuangan dan Partai Golkar pada Pemilu 2019.

Rully mengungkapkan PDI Perjuangan mencapai 22,2 persen pada Pemilu 2019 atau naik dibandingkan Pemilu 2014 yang meraih 18,95 persen, sedangkan Golkar diperkirakan sebesar 15,5 persen pada Pemilu 2019 atau naik dibandingkan Pemilu 2014 yang menggapai 14,75 persen. Pada Agustus 2017, Rully menuturkan elektabilitas Golkar sebesar 11,6 persen menduduki peringkat tiga di bawah Partai Gerindra, namun Desember 2017 raihan elektabilitas Golkar naik 13,8 persen dan Januari 2018 kembali merangkak naik menjadi 15,5 persen.

"Pascapergantian kepemimpinan, elektabilitas partai Golkar mulai membaik dan menunjukkan tren kenaikan," ujar Rully.

Hasil survei pada periode yang sama, elektabilitas PDI Perjuangan justru menurun dari 28,3 persen pada Agustus 2017 menjadi 22,7 persen per Desember 2017, kemudian turun kembali 22,2 persen pada Januari 2018.

Rully menganalisa penurunan elektabilitas PDI Perjuangan karena pemilih yang sempat pindah ke partai lain atau PDI Perjuangan kembali ke Golkar Alasan perpindahan pemilih antara PDI Perjuangan dan Golkar itu lantaran memiliki platform partai yang sama yaitu nasionalis dan berbasis dukungan tradisional atau "wong cilik".

Selain itu, muncul faktor kebersamaan antara PDI Perjuangan dengan Golkar termasuk keputusan Presiden Joko Widodo yang memasukkan politisi Golkar Indrus Marham menduduki jabatan Menteri Sosial RI.

Rully menyebutkan survei tersebut melibatkan 1.200 responden berdasarkan multi stage random sampling melalui wawancara tatap muka pada 34 provinsi sejak 7-14 Januari 2018 dengan tingkat kesalahan 2,9 persen dan survei dilengkapi riset kualitatif seperti FGD, media analisis, serta depth interview narasumber.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement