Rabu 24 Jan 2018 13:00 WIB

Produktivitas Panen Padi Bali Cukup Tinggi

Rata-rata produktivitas padi di Bali cukup tinggi, mencapai 7,9 ton per hektare (ha)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Keindahan subak Bali.
Foto: Republika/Agung Supriyadi
Keindahan subak Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Bali, I Made Rai Yasa mengatakan, rata-rata produktivitas padi di Bali cukup tinggi, mencapai 7,9 ton per hektare (ha). Pada 22 Januari lalu, seluas 110 ha lahan sawah di Bali siap dipanen.

"Sebelum dipanen, kami lakukan pengubinan terlebih dahulu untuk menghitung produktivitasnya," kata Rai Yasa, Rabu (24/1).

Eksistensi subak membuat petani-petani di Bali masih eksis, meski banyak juga subak yang lahan sawahnya sudah beralih fungsi. Rai Yasa mengatakan subak selain mangatur penggunaan air irigasi, juga mengatur waktu tanam, penanggulangan hama hingga panen.

Panen padi di Bali berbeda dengan daerah lain di Indonesia, khususnya Jawa. Panen padi di Bali bisa dilakukan setiap hari, karena ada subak yang melakukan penanaman padi saja, dan ada pula subak yang melaksanakan panen. Waktu menanam petani di subak berbeda juga berbeda dengan kalender tanam sendiri.

Petani dari Subak Perejurit, Desa Medahana, Gianyar mengaku sangat senang karena produktivitas padinya cukup tinggi, mencapai 7,2 ton per ha. Hasil kerja keras petani pun terbayar sudah.

"Kami sudah mulai panen dan sangat senang dengan produksi kali ini," katanya.

Subak Perejurit mengembangkan varietas padi jenis Ciherang. Dari potensi panen seluas tujuh ha, baru 0,4 ha bagian yang baru dipanen. Petani lainnya di Gianyar yang berasal dari Subak Angkling, Desa Babakan juga panen dengan produktivitas 7,36 ton per ha.

Stok beras di Bali masih cukup hingga empat bulan ke depan. Data ramalan kebutuhan pokok masyarakat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bali menunjukkan setiap bulannya masyarakat Bali rata-rata membutuhkan 36-37 ribu ton beras.

Stok beras Bali per Januari 2018 mencapai 63 ribu ton. Pengadaan beras dan panen yang masih terus berlangsung menunjukkan stok beras di Bali sampai akhir Juni 2018 bisa mencapai 112 ribu ton.

"Kami pastikan harga beras di Bali masih stabil dan kita terus menggelar operasi pasar," kata Kepala Disperindag Bali, Ni Wayan Kusumawati.

Beras medium di Bali merupakan beras keluaran Bulog. Petani-petani di Bali pada umumnya menghasilkan beras dengan kualitas setara premium. Harga beras produksi petani di Bali yang tercatat di Disperindah, jenis IR64 dan beras lokal harganya juga masih dalam harga eceran tertinggi (HET), paling mahal Rp 11 ribu per kilogram (kg).

photo
Negara agraris yang mengandalkan impor

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement