REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi berupaya mengentaskan masalah kekumuhan di perkotaan. Caranya dengan membangun sarana infrastruktur dan mengubah mental masyarakat agar mendukung kota yang indah dan nyaman.
Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi ketika melakukan pemantauan program kota tanpa kumuh (Kotaku) di Kelurahan Kebonjati, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi, Selasa (23/1) siang.
"Kotaku adalah program yang fokus pada pengentasan kekumuhan," kata Achmad Fahmi kepada wartawan di sela-sela kunjungannya.
Salah satunya kata dia di Kelurahan Kebonjati yang dinilai salah satu daerah yang masih banyak kekumuhannya. Oleh karena itu kata Fahmi, pemkot bersama pemerintah pusat melakukan intervensi pada tahap pertama pada 2017 lalu.
Rencananya kata dia penanganan berikutnya dilakukan pada tahap kedua di 2018. Intinya kata dia pemerintah berupaya mengubah lokasi kumuh menjadi lebih indah dan nyaman.
Selain fisik yang harus diubah ungkap Fahmi, dari sisi mental masyarakat juga harus diubah. Jangan sampai kata sambung dia dari segi anggaran cukup besar untuk menghilangkan kekummuhan akan tetapi warga tidak diubah mentalnya. Misalnya kata dia dengan membiasakan diri dengan membuang sampah pada tempatnya.
Ditambahkan Fahmi, masalah kekumuhan di setiap kota pasti selalu ada. Khusus di Sukabumi akan terus ditekan dengan program pembangunan infrastruktur dan mendorong perubahan mental masyarakat, cetus dia.
Untuk infrastruktur ungkap Fahmi, sarana yang dibangun misalnya drainase, jalan lingkungan atau setapak, perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu), dan pembangunan septic tank kommunal.
Diakui Fahmi, kawasan yang lokasi kumuhnya paling banyak terdapat di daerah yang padat penduduk seperti Kecamatan Cikole. Kawasan ini kata dia akan dilakukan penanganan dengan pembangunan infrastruktur dan perubahan mental masyarakat.
Advertisement