REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA -- Bupati Sumbawa HM. Husni Djibril menyatakan akan mengerahkan SKPD terkait untuk optimalkan potensi agraris di daerahnya. Hal itu diperuntukkan agar tercapai taget produksi jagung di tahun 2018 sebanyak 2 juta ton.
Target produksi jagung itu akan diselaraskan dengan peningkatan jumlah sapi potong secara besar-besaran dalam Gema Jipi (Gerakan Masyarakat Jagung Sapi) di mana Sumbawa kini telah mampu kirim sapi ke daerah lain tidak kurang 95 ekor sehari.
Untuk ternak sapi, lanjut Bupati, Sumbawa saat ini telah memiliki RPH Modern, sehingga tidak semua sapi hidup yang dikirim ke luar Sumbawa tetapi juga sudah dalam bentuk daging segar dalam kemasan yang kami beri nama “Sumbawa Beef”.
“Ini adalah inovasi putra daerah Sumbawa di dalam mengejar ketertinggalan dengan daerah lain agar ekonomi masyarakat Sumbawa meningkat, bermartabat bahkan menjadi terkenal sebagai lumbung pangan dan ternak di Propinsi NTB,” jelas Bupati dalam keterangan yang diterima Selasa (23/1).
Dirgahayu Sumbawa ke 59 dihadiri pula oleh Wakil Ketua DPR RI yang juga berasal dari Sumbawa Fakhri Hamzah dan Ketua Satuan Tugas Dana Desa Bibit Samad Rianto mewakili Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Untuk mempercepat produksi padi, Sumbawa juga tengah membangun Bendungan Bintang Bano yang memakan anggaran dari Kementerian PUPR Rp. 1,6 trilun. Direncanakan akhir tahun 2018 sudah rampung dan awal 2019 dapat melakukan penggenangan dan segera merasakan manfaatnya. Progres konstruksi saat ini sudah 55,4 persen dengan kapasitas tampungan 65,84 juta meter kubik, akan menjadi yang terbesar di Provinsi NTB.
Gandeng KJG
Pemkab Sumbawa atas instruksi Bupati dalam waktu dekat akan membentuk tim kecil untuk berkoordinasi dengan Koperasi Jasa Gerakan Tani Nelayan (KJG) untuk dapat merancang secara detail teknis operasional di dalam pencapaian target produksi 2 juta ton jagung di tahun 2018. Bahkan, dalam pertemuan yang sama, Ketua Umum KJG Dadang Mishal Yoftie menjanjikan akan segera membangun dryer dan silo kapasitas 5000 ton sekaligus juga KJG Shopping Centre di Kecamatan Lunyuk.
Kecamatan Lunyuk kami pilih karena memiliki lahan terluas di Kabupaten Sumbawa, 49 ribu hektar. KJG pun sudah mempunyai kantor KJG Kecamatan yang akan segera menyalurkan KUR dari BNI kepada 1000 petani dengan nilai masing-masing Rp 25 juta per petani. “Jadi sudah sepantasnya Lunyuk mendapatkan perhatian khusus,” jelas Dadang.
Sementara itu, Nurul Hayat Latief Ketua KJG Kecamatan Lunyuk menyatakan total petani yang ada di Lunyuk sebanyak 11.950 orang dengan rerata kepemilikan lahan 2 hektar per petani. “Jika dryer, silo dan shopping centre ini telah semua terbangun, mereka akan segera bergabung sebagai anggota KJG,” tukasnya.
KJG merupakan koperasi produksi digital terpadu yang dibuat untuk membantu petani mendapatkan akses KUR secara berkelompok. Penyaluran KUR melalui mediasi KJG di tahun 2018 ditargetkan mampu membantu 5 juta petani di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Dalam operasionalnya, KJG dibantu oleh ratusan mitra KJG termasuk produsen pupuk bermikroba dalam bentuk tablet ChipSoil yang direkomendasi badan dunia FAO.
“Pertanian itu usahatani jangka panjang. Tidak bisa dibangun hanya dalam rancangan puluhan tahun saja. Amerika butuh 170 tahun untuk membangun industri pertanianny