REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tengah mengusulkan Kebun Raya Bogor sebagai warisan dunia atau "world heritage site" kepada organisasi pendidikan, kelimuan, dan kebudayaan PPB atau Unesco.
Kepala Subbagian Kerja sama dan Informasi Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor-LIPI Rosniati Apriani Risna, Senin, mengatakan usulan menjadikan Kebun Raya Bogor sebagai warisan dunia ke Unesco telah dimulai sejak 2010. "Awalnya yang mengusulkan oleh Bogor 100 salah satu komunitas yang ada di Bogor. Tetapi mandek, sehingga LIPI menginisiasi untuk mengusulkan kembali," kata Risna.
Menurut Risna untuk mendapatkan pengakuan Unesco proses tahapannya tidaklah mudah. Diawali dengan pengajuan daftar sementara warisan dunia atau "tentative list" seperti yang diisyaratkan oleh Unesco.
Karena keberadaan Kebun Raya Bogor tidak berdiri sendiri, ada keterlibatan Pemerintah Daerah Kota Bogor, pihak Istana Kepresidenan Bogor sebagai pemangku kewenangan yang perlu diminta komitmennya.
Untuk kedua kalinya LIPI menggelar diskusi grup terarah dalam rangka pengajuan KRB sebagai warisan dunia. Diskusi pertama digelar akhir 2017 lalu, dan 22 Januari 2018 ini kembali digelar.
Diskusi grup terarah ini menghadirkan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang memberikan dukungannya terhadap program pengusulan KRB sebagai warisan dunia. Selain itu hadir pula Kepala Sub Direktorat Warisan Benda Budaya Dunia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Yunus Arni, dan Prof Y Purwanto dari Pusat Penelitian Biologi, LIPI.
"KRB tidak berdiri sendiri, ada pemangku kepentingan lain yang perlu diminta komitmennya untuk bersama-sama mewujudkan KRB sebagai warisan dunia," kata Risna.
Menurut dia, komitmen Pemda Kota Bogor diperlukan karena ketika diterima susulan menjadi warisan dunia, pemerintah kota harus menyelaraskan rancangan tata ruang wilayah (RTRW) sejalan dengan KRB. "Pemkot harus menjadi pembatas mana yang boleh dibangun, dan tidak boleh dibangun terutama di area dekat KRB," katanya.
Risna menambahkan diskusi grup terarah yang dilakukan hari ini selain untuk menyiapkan daftar sementara pengajuan warisan dunia, juga mendengarkan komitmen dari Pemkot Bogor.
Sementara itu Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati Enny Sudarmonowati menambahkan di Indonesia belum ada lembaga konservasi tumbuhan ex-situ yang menjadi warisan dunia. "Kebun Raya Bogor akan menjadi yang pertama," katanya.
Enny mengatakan pengajuan KRB sebagai warisan dunia sebagai salah satu upaya menyelamatkan KRB dari ancaman, lebih banyak yang dapat ditawarkan dibandingkan Singapore Botanic Garden yang telah lebih dulu mengajukan. "Selain itu juga dapat meningkatkan nilai jual KRB dalam hal promosi dan kerja sama serta pendapatkan sebagai ekoturism," kata Enny.