Senin 22 Jan 2018 11:18 WIB

Bali Masih Kekurangan Guru Bersertifikat Pendidik

Salah satu penyebabnya, masih sedikit jumlah lulusan sarjana pendidikan di Bali.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
Guru mengajar di kelas. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Guru mengajar di kelas. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Provinsi Bali masih kekurangan guru bersertifikat pendidik yang menjalani Pendidikan Profesi Guru (PPG). Ketua Program Studi Profesi Guru di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di Bali, I Gede Nurjaya mengatakan salah satu penyebabnya adalah masih sedikit jumlah lulusan sarjana pendidikan di Bali yang mendaftar. "Tahun lalu kami menerima 68 orang sarjana pendidikan yang mengikuti PPG, dan hanya 38 orang dari Bali, sementara sisanya dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jember," kata Nurjaya di Wisma Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Senin (22/1).

Nurjaya mengatakan data Kementerian Pendidikan menyebutkan Bali masih kekurangan 10.278 guru umum dan 3.009 guru SMK untuk 2017. Kekurangan ini belum termasuk guru aktif yang memasuki masa pensiun atau purnatugas. "Jadi, hanya 38 guru bersertifikat pendidik 2017 untuk menutupi kekurangan lebih dari 10 ribu guru di Bali. Bali bersiap menjadi pengimpor guru dari luar Bali," kata Nurjaya.

Fenomena yang terjadi di daerah lain berbeda dengan Bali. Koordinator Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (MBMI) ini mengatakan daerah lain justru kelebihan guru bersertifikat pendidik, seperti Yogyakarta, Semarang, Padang, Medan, Surabaya, dan Malang.

Nurjaya mengatakan pihak kampus sering kesulitan mengajak lulusan sarjana pendidikan di Bali untuk mengikuti sertifikasi. Kelak hal ini akan menjadi bumerang bagi sekolah yang menerima guru tanpa sertifikat. Nurjaya mengatakan setiap sekolah akan diakreditasi dan salah satu persyaratannya adalah guru yang bersertifikasi.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani mengakui distribusi guru di Bali masih belum merata. Isu strategis lain yang dihadapi adalah belum optimalnya kompetensi pendidik dan tenaga pendidikan. "Banyak guru pensiun diganti tenaga kontrak yang profesionalitasnya masih perlu diuji," kata Kusuma Wardhani.

Meski demikian, Kusuma Wardhani mengatakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Bali untuk guru masuk peringkat lima nasional sejak 2016. Nilainya 73,65 setelah DKI Jakarta, Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Kepulauan Riau.

Provinsi Bali didukung tenaga pendidikan 55.503 guru. Mereka terdiri dari 27.655 guru SD, 13.387 guru SMP, 7.312 guru SMK, 6.763 guru SMA, dan 386 guru SLB. Jumlah sekolah di Bali mencapai 3.19 sekolah, terdiri dari 2.445 SD, 404 SMP, 159 SMA, 176 SMK, dan 14 SLB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement