Jumat 19 Jan 2018 23:31 WIB

Aktivitas Vulkanis Lokon Meningkat, Radius Bahaya 1,5 Km

Radius bahaya ditetapkan agar tidak ada korban ketika terjadi letusan.

Petani menanam padi di desa Kayawu dengan latar Gunung Lokon, Tomohon, Sulawesi Utara, Kamis (10/3).
Foto: Antara/
Petani menanam padi di desa Kayawu dengan latar Gunung Lokon, Tomohon, Sulawesi Utara, Kamis (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Farid R Bina mengatakan, radius bahaya Gunung Lokon 1,5 kilometer dari kawah. "Tidak boleh ada aktivitas di radius yang disarankan pusat vulkanologi, mitigasi bencana geologi," kata Farid di Tomohon, Jumat (19/1).

Dia mengatakan, radius bahaya ditetapkan agar tidak ada korban ketika terjadi letusan yang dipicu meningkatnya aktivitas vulkanis. "Ini yang kita sarankan, mudah-mudahan dipatuhi," ujarnya.

Hingga saat ini, status yang disematkan untuk gunung api aktif setinggi 1.580 meter di atas permukaan laut itu masih waspada (level II). "Kami masih melihat perkembangan kegempaan dan akan dievaluasi apakah akan dinaikkan statusnya atau tidak. Namun yang terpenting adalah tidak boleh melakukan aktivitas pada radius yang dilarang," harapnya.

Farid mengatakan, peningkatan aktivitas kegempaan telah terekam sejak awal tahun baru dan mulai menunjukkan peningkatan signifikan sejak 13 Januari lalu. Di tanggal tersebut, terekam empat kali gempa tektonik jauh, 22 kali gempa vulkanis dangkal dan dua kali gempa vulkanis dalam, namun pada tanggal berikutnya menurun dan hanya terekam satu kali gempa tektonis jauh dan tiga kali gempa vulkanis dangkal.

Selanjutnya, pada 18 Januari terekam dua kali gempa tektonis jauh, tiga kali gempa vulkanis dalam, dan 66 kali gempa vulkanis dangkal, 14 kali gempa embusan dan satu kali gempa tornillo. Sementara data yang dirangkum pada periode pengamatan tanggal 19 Januari pukul 00.00-00.06 WITA terekam satu kali gempa tektonis jauh, satu kali gempa vulkanis dalam, tujuh kali gempa vulkanis dangkal dan tujuh kali gempa embusan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement