Kamis 18 Jan 2018 16:39 WIB

Harapan Tukang Becak untuk Gubernur Anies Baswedan

Rep: Mg01/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah tukang becak yang tengah menunggu penumpang di daerah Pasar Bahari, Jakarta Utara, Kamis (18/1).
Foto: Foto: mg01
Sejumlah tukang becak yang tengah menunggu penumpang di daerah Pasar Bahari, Jakarta Utara, Kamis (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan berencana  membuat peraturan yang mengatur keberadaan becak beroprasi di jalanan perkampungan. Pemprov DKI akan menata keberadaan becak-becak yang sampai saat ini masih eksis dan dibutuhkan banyak masyarakat di daerah tertentu.

Rencana ini dianggap sebagai wujud keberpihakan kepada masyarakat yang secara ekonomi belum beruntung dengan mewujudkan keadilan dan kesempatan yang sama kepada seluruh warga DKI Jakarta.

Rokhman (56 tahun) pria yang memiliki tiga anak asal Brebes ini sudah sejak 1979 berprofesi sebagai tukang becak, ia mengawali profesi itu dan biasa mangkal di kawasan Mangga Dua, Sawah Besar, Jakarta Pusat, namun ketika tahun 1998 hingga saat ini, ia pindah mangkal di sekitar kawasan Pasar Rawabadak, Koja, Jakarta Utara.

Baca juga, Anies: Jangan Berimanijasi Becak Ada di Jalan Utama Jakarta.

Ia mengaku tahun-tahun belakangan ini, sudah sebanyak lima becaknya yang diangkut oleh petugas, bahkan tak hanya becak, gerobak sepeda yang ia gunakan juga disita dan tidak dikembalikan. Rokhman biasa mengantarkan warga yang membawa belanjaan banyak sehabis berbelanja di Pasar Rawabadak.

Menurutnya, belakangan ini, sudah jarang petugas yang melakukan razia, dan itu membuatnya sedikit merasa tenang. Biasanya Rokhman dan teman-temannya sejak pagi-pagi buta sudah mangkal di Pasar Rawabadak, menunggu pelanggan yang telah berbelanja.

Kemudian pada jam 8.00 hingga 11.00, para tukang becak ini mulai bersembunyi dari incaran para petugas karena takut, becaknya disita dan terpaksa tidak bisa lagi mengais rezeki dan menyambung hidup.

Menurutnya, tak apalah jika becak beroperasi di jalanan kampung dan di dalam pasar, karena dinilai sangat membantu masyarakat. Ibu-ibu yang biasa berbelanja ini juga kata Rokhman sangat merasa terbantu, banyak juga yang sudah menjadi langganan.

"Dikejar-kejar Satpol PP terus, mau digaruk. Gimana ya ini kan pasar banyak yang butuh becak atau gerobak buat bawa sayuran banyak kan berat-berat," katanya.

Rokhman mengaku tak memiliki banyak cukup uang, jika becaknya diangkut lagi, ia tak tahu harus bagaimana, karena becak yang ia gunakan saat ini saja, itu becak yang baru ia beli bekas dan belum terbayar lunas.

Soal tempat tinggal, ia tak memiliki kontrakan, karena tidak mampu membayar sewa. Ia biasa tidur di Pasar Rawabadak, uang hasil narik becak, hanya cukup untuk biaya makannya sehari-hari dan kebutuhan keluarga di kampung.

Terkait rencana Pemprov DKI Jakarta itu, Rokhman dan para tukang becak di Pasar Rawabadak sangat mendukungnya, dan jika nantinya sudah diterapkan ia berharap agar Gubernur Anies juga bisa memberikan instruksi kepada jajarannya dari Wali Kota hingga Lurah, agar tak ada lagi becak yang berada di jalanan perkampungan diangkut petugas.

Menurutnya, para tukang becak sendiri mengetahui bahwa becak dilarang untuk beroperasi atau mangkal di jalanan protokol, ia menyadari itu bahwa melanggar peraturan dan jika diangkut tak masalah.

Tetapi, jika becak membawa penumpang dan hanya sekedar menyebrang jalan menuju jalanan kampung untuk diberi pengecualian. "Becak dan gerobak jangan sampai ditangkep, diangkut itu jangan, ini kan usahanya rakyat kecil," kata Rokhman.

Seorang ibu bernama Siti Rahayu (45 tahun) mengaku biasa menggunakan jasa becak sebagai alat transportasi yang digunakan ketika ia berbelanja ke pasar. Ibu berbadan gempal ini memiliki usaha warung makan di rumahnya, dan tentu saat berbelanja akan membawa banyak barang-bawaan, dan dengan adanya becak ini, Rahayu mengaku sangat berterimakasih.

Ia juga mengaku merasa sedih ketika melihat para tukang becak bermain kucing-kucingan dengan para petugas. Menurutnya, biarlah becak ini beroperasi di jalanan perkampungan karena sangat dibutuhkan, tidak hanya bagi warga yang berbelanja di pasar.  "Karena terkadang, ada juga misalnya ibu hamil yang akan melahirkan dan membutuhkan becak untuk membawanya, karena mobil tak bisa masuk ke gang-gang sempit di perkampungan. saya setuju sama Pak Anies, ini sangat bagus membantu, kata Rahayu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement