Kamis 18 Jan 2018 15:17 WIB

Pelabuhan Belawan Medan Khusus Arus Barang Domestik

Kapal Karadeniz Powership Onur Sultan, kapal pembangkit listrik Marine Vessel Power Plant (MVPP) berkapasitas 240 megawatt (MW) beroperasi di Dermaga PLTGU Sicanang, Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatra Utara, Senin (5/6).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Kapal Karadeniz Powership Onur Sultan, kapal pembangkit listrik Marine Vessel Power Plant (MVPP) berkapasitas 240 megawatt (MW) beroperasi di Dermaga PLTGU Sicanang, Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatra Utara, Senin (5/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pelabuhan Belawan Medan akan difokuskan untuk arus barang barang domestik, sementara internasional akan dikhususkan ke Pelabuhan Kuala Tanjung. Hal itu diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau proyek pembangunan terminal peti kemas Pelabuhan Belawan di Medan, Kamis (18/1).

"Jadi, Kuala Tanjung buat internasional, Belawan buat lokal. Di Belawan itu 70 persen lokal, 30 persen kita alihkan ke Pelabuhan Kuala Tanjung," kata Budi Karya.

Budi mengatakan Kuala Tanjung dipilih sebagai pelabuhan hub internasional karena didukung dengan fasilitas. Di antaranya sisi dermaga yang dalam, sehingga bisa ditambat oleh kapal besar.

Saat ini tengah dibangun terminal peti kemas Pelabuhan Belawan Tahap 1 dan 2 yang ditargetkan selesai konstruksi pada akhir 2018. Pembangunan tersebut dimaksudkan agar proses bongkar muat barang semakin lancar. Berdasarkan data 2017, total arus bongkar muat barang mencapai 25,2 juta TEUs.

Luas terminal peti kemas yang sudah ada, yaitu 127.518 meter persegi dengan panjang dermaga 550 meter, pada Tahap 1 ini akan diperluas menjadi 157.700 meter persegi dengan panjang dermaga 350 meter dan Tahap 2 luas 160.000 meter dengan panjang dermaga 350 meter.

Adapun, pembiayaan Tahap 1 bersumber dari pinjaman Islamic Development Bank senilai 87,55 juta dolar AS, sementara untuk Tahap 2 berasal dari Pelindo I, yaitu Rp 3,19 triliun. Terdapat empat paket untuk pembangunan terminal peti kemas Tahap 1 dan 2 termasuk pengerukan, reklamasi, lahan kontainer, pemasangan crane, dan sebagainya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama PT Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan dengan adanya pembangunan terminal peti kemas Tahap 1 dan 2 dapat menambah kapasitas 600.000 TEUs. "Sekarang ini dengan yang eksisting itu 1,1 juta TEUs, dengan tambahan 600.000 TEUs nantinya akan menjadi 1,7 juta TEUs," katanya.

Dia mengatakan progres pembangunan sudah 56,2 persen dan target operasi pertengahan 2018. "Pembangunan fisik akhir tahun, kalau pengoperasian pertengahan tahun depan," katanya. Bambang mengatakan, Pelabuhan Belawan juga akan difokuskan untuk domestik karena arus barang domestik cukup tinggi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pinjaman dari IDB untuk pembangunan Tahap 1 Terminal Peti Kemas Pelabuhan Belawan butuh waktu 10 tahun. "Ini kenapa kok butuh 10 tahun untuk proyek seperti ini, kalau di jalan tol kita pakai skema blended  yang bermacam-macam baik KPBU maupun dari SMI, jadi bisa menarik pembiayaan yang lebih cepat," katanya.

Dia berjanji akan mengoptimalkan pembiayaan sejumlah proyek infrastruktur, baik itu jalan tol, kereta api maupun pelabuhan agar selesai sesuai target. "Bagaimana kita optimalkan sumber tanpa mengurangi kecepatan proyek," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement