Selasa 16 Jan 2018 18:52 WIB

Solo Dukung Pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional

Rep: Andrian Saputra/ Red: Gita Amanda
Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) berjalan sambil membawa soal-soal setelah pelaksanaan uji coba ujian nasional. (ilustrasi)
Foto: Antara/Andika Wahyu
Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) berjalan sambil membawa soal-soal setelah pelaksanaan uji coba ujian nasional. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mendukung rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang akan memberlakukan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) pada tahun ini. Meski begitu rencana pelaksanaan USBN dinilai perlu memperhatikan kondisi seluruh sekolah dasar di tiap daerah.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo berharap kebijakan tersebut juga telah disesuaikan dengan kondisi sekolah-sekolah yang ada di wilayah Indonesia Timur.  "Kalau kami sudah siap, tapi apakah Solo, DKI, Jogja sudah bisa disamakan dengan di Manokwari atau sudah bisa disamakan dengan yang di Sorong. Kalau sudah bisa di samakan tak masalah (USBN) didukung," kata Rudyatmo pada Selasa (16/1). 
 
Rudyatmo pun tak mempermaslahkan terkait mata pelajaran dan komposisi soal yang ada di USBN. Dia yakin pelajar SD di Solo sudah terbiasa mengerjakan soal-soal baik dalam bentuk pilihan ganda maupun esai. 
 
Begitupun dengan Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Solo, Paulus Haryoto. Dia menilai USBN perlu dicoba untuk diteraplan pada pelajar sekolah dasar. Ia yakin Kemendikbud telah melakukan kajian terkait pelaksanaan USBN. 
 
Meski dalam pelaksanaan USBN, tiga mata pelajaran yakni Bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam juga terdapat soal-soal esay, namun menurutnya pelajar khususnya di Solo akan mampu mengisi soal-soal tersebut. 
 
"Tak apa-apa, ini kan tahun pertama coba saja. Anak-anak SD sekarang sudah pintar-pintar tak ada masalah, kalau nanti tak jalan perlu di evaluasi tapi saya yakin bisa," tuturnya.
 
Sementara itu Kepala SD Negeri Sondakan, Prapti Handayani menyatakan siswa-siswinya sudah siap untuk menghadapi pelaksanaan USBN tahun ini. Memang ketika ada wacana tentang delapan mata pelajaran lainnya juga akan dimasukan pada USBN, pihaknya sempat kaget. Meski begitu Prapti akhirnya lega setelah Kemendikbud  memutuskan pelaksanaan USBN hanya pada tiga mata pelajaran. 
 
Dia berharap pemerintah segera mensosialisasikan kepada sekolah-sekolah terkait pelaksanaan USBN tersebut. "Kami setuju saja selama jadi inovasi bagi anak dan memacu prestasi. Asal disosialisasikan dan tidak mendadak. Kami sudah persiapan juga di tiga Mapel itu," kata Prapti. 
 
Prapti pun tak mempersoalkan tentang komposisi soal-soal yang akan diajukan dalam tiga mata pelajaran di USBN. Sebab jelas dia, murid-muridnya telah sering diberikan pelatian-pelatihan mengerjakan soal baik dalam bentuk pilihan ganda maupun pengisian soal esai.
 
Sebelumnya Kemendikbud telah menyusun rencana pelaksanaan USBN dengan tiga mata pelajaran yang di ujikan yakni Matematika, Bahasa Indonesia dan IPA. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya akam diujikan dalam ujian sekolah. 
 
Pada USBN Kemendikbud menetapkan komposisi soal terdiri dari 90 persen pilihan ganda dan 10 persen esai. Soal-soal tersebut dirancang oleh Kemendikbud dan melibatkan para guru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement