Selasa 16 Jan 2018 02:50 WIB

Raja Salman Kaget Dengarkan Cerita Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo (memberikan sambutan saat menghadiri acara Muktamar ke-12 Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (15/1).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Presiden Joko Widodo (memberikan sambutan saat menghadiri acara Muktamar ke-12 Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Presiden Joko Widodo (Jokowi)  mengingatkan rakyat Indonesia bahwa keberagaman merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga dan diperkuat bersama. Presiden Jokowi pun mengaku selalu bercerita di mana-mana tentang keberagaman dimana Indonesia memiliki 714 suku, beragam agama, dan 1.100 bahasa lokal yang berbeda-beda

"Saya selalu bercerita di mana-mana, seperti saat bertemu dengan Baginda Raja Salman (Raja Arab Saudi, red.) bahwa Indonesia memiliki 714 suku, memiliki lebih 1.100 bahasa daerah dan beliau sangat kaget sekali karena tidak menyangka begitu banyaknya (keberagaman)," ujarnya.

Raja Salman yang mendapat kabar tentang hal itu, kata Jokowi, kemudian minta dapat dipertemukan dengan tokoh-tokoh agama di Indonesia. Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, juga kaget sekali terhadap keberagaman di Indonesia.

''Ia pun berpesan pada saya dengan berkata,'Jokowi hati-hati dengan agama yang berbeda-beda, sangat sulit untuk menjaganya','' kata Jokowi. ''Akan tetapi, saya sampaikan bahwa sudah 72 tahun Indonesia dalam persatuan dan kesatuan hingga terjaga sampai sekarang ini.''

Presiden Jokowi menceritakan kisahnya tersebut saat memberikan sambutan membuka acara Muktamar XII Jamiyah Ahlith Thoriqoh Al Mutabaroh An Nadliyah (Jatman) dan Halaqoh Ulama Thoriqoh II di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin. Ia pun berpesan pada para kiai dan seluruh jamaiyah thoriqoh agar tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan watoniyah.

''Persatuan dan kesatuan kita harus tetap dijaga dengan kuncinya Pancasila, sebagai ideologi negara, NKRI, Bhinneka Tuggal Ika, dan UUD 1945 harus dijadikan pedoman bernegara di Indonesia," katanya. Usai membuka Muktamar Jatman XII dan Penyerahan Kartu Indonesia Pintar (KIP), serta Program Keluarga Harapan (PKH), Presiden Jokowi bertolak ke Kabupaten Tegal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement