REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengingatkan warga yang tinggal di perbukitan dan pegunungan agar mewaspadai longsor.
"Peringatan waspada itu sehubungan terjadinya curah hujan lebat disertai angin kencang hingga Februari 2018," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi di Lebak, Ahad (14/1).
Masyarakat yang tinggal di perbukitan dan pegunungan di Kabupaten Lebak mencapai ribuan kepala keluarga. Mereka tinggal di kawasan kaki Gunung Halimun yang rawan terhadap bencana longsor.
Selain itu ada yang tinggal di kawasan hutan adat yang tofografinya perbukitan dan pegunungan. Selama ini, wilayah perbukitan dan pegunungan tersebar di Kecamatan Lebak Gedong, Cibeber, Cipanas, Muncang, Sobang, Cilograng, Gunungkencana, Bojongmanik, Cirinten, Bayah, dan Cigemblong.
"Kami sudah menyampaikan surat imbauan kepada aparat kecamatan dan desa serta relawan agar waspada bencana longsor," kata Kaprawi.
Menurut dia, berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banten, sepanjang Januari-Februari 2017, curah hujan meningkat di wilayah Kabupaten Lebak.
Intensitas curah hujan kapasitas tinggi bisa menimbulkan longsoran karena adanya pergerakan tanah, terutama dataran tinggi maupun pegunungan.
Selain itu, lanjut dia, daerah aliran sungai (DAS) berpotensi longsor jika terjadi luapan air. Selama ini, kata dia, longsoran tanah terjadi di sejumlah lokasi, tapi tidak menimbulkan korban jiwa.
Kaprawi mengimbau masyarakat yang tinggal di perbukitan dan pegunungan dapat meningkatkan kewaspadaan bahaya bencana longsor. "Peringatan imbauan itu guna risiko pengurangan kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.