Ahad 14 Jan 2018 10:03 WIB

Garda 212: Prabowo tak Minta Mahar, tapi Ajukan 3 Syarat Ini

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Elba Damhuri
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Presiden PKS Sohibul Iman usai mengumumkan nama calon gubernur maupun wakil gubernur yang akan didukung PKS di lima provinsi pada Pilkada 2018 di Kantor DPP PKS Jakarta, Rabu (27/12).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Presiden PKS Sohibul Iman usai mengumumkan nama calon gubernur maupun wakil gubernur yang akan didukung PKS di lima provinsi pada Pilkada 2018 di Kantor DPP PKS Jakarta, Rabu (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontroversi tudingan uang mahar politik yang diminta Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto oleh La Nyalla Mattalitti, kandidat cagub Jatim yang gagal maju, terus bergulir. Garda 212 memastikan Prabowo tidak pernah meminta uang mahar politik pada calon yang akan diusung Gerindra.  

Ketua Umum DPP Garda 212 Ustaz Ansufri Idrus Sambo mengatakan dirinya termasuk yang mengalami sendiri Prabowo tidak dan Gerindra tidak minta uang mahar. "Tidak ada mahar. Bahkan saya, termasuk SK yang paling cepat, tanggal 8 Agustus 2017 bagi saudara saya yang di Aceh, karena saya bisa penuhi keinginan pak Prabowo," kata Ustaz Sambo, Sabtu (13/1).

Ia malah menyayangkan sikap La Nyalla yang bernyanyi di media tentang permintaan uang tersebut. Bagi Sambo, setiap agenda pemilu baik pilkada maupun pilpres pasti memerlukan biaya besar, yang itu ditanggung bersama.

Ustaz Sambo mengaku telah bertemu langsung dengan Prabowo Subianto dan memastikan Prabowo tidak pernah memberikan syarat mahar politik. Memang, kata dia, ada tiga syarat yang diajukan Prabowo jika ingin maju dalam pilgub atau pemilihan kepala daerah tingkat kota/kabupaten.

Pertama, kata Sambo, Prabowo akan bertanya tentang kesiapan keuangan partai. Jika cukup maka partai bisa mengusung calon. Sebaliknya, jika tidak maka tidak bisa bertarung. "Orang yang maju pasti harus punya cukup dana karena itu faktanya," ujar Ustaz Sambo.

Kedua, terkait dengan elektabilitas. Prabowo, jelas Sambo, akan menanyakan apakah calon itu kuat akan berpotensi menang atau tidak. "Elektabilitas harus cukup untuk menang, makanya ketika mengusulkan nama, Garda 212 ikut bikin survei dulu, dari situ akan disampaikan peluang menangnya," jelas dia.

Terakhir, Prabowo juga akan menanyakan apabila yang diusung menang dapatkah membawa dirinya menjadi presiden. Oleh karena itu, Ustadz Sambo menegaskan tidak ada kata mahar pada apa yang telah diucapkan dalam pencalonan La Nyalla di Jatim.

Bagi dia, Rp 40 miliar itu terlalu sedikit. Ia juga menyampaikan alasan mengapa Prabowo ingin dana yang cukup, karena Prabowo ingin fokus pada pemenangan, bukan malah lelah mencari uang.

La Nyalla mengaku diminta uang ratusan miliar rupiah yang dikiranya becanda. Ternyata, itu serius. Mantan ketua umum PSSI ini tak memenuhi permintaan itu yang kemudian pencalonannya sebagai cagub Jatim pun dibatalkan.

Permintaan uang itu, menurut La Nyalla, disampaikan Prabowo pada Sabtu (10/12) di Hambalang, Bogor, saat Gerindra mengumumkan Sudrajat sebagai cagub pada pilgub Jabar. Uang itu harus diserahkan paling telat tanggal 20 Desember 2018. "Kalau tidak saya tidak akan mendapat rekomendasi," kata La Nyalla, Kamis (11/1).

La Nyalla mendapat mandat sebagai cagub Jatim pada 11 Desember di mana surat itu berlaku 10 hari. Dalam perjalanannya, La Nyalla gagal mendapat partai koalisi dan cawagub pendampingnya. Sempat muncul wacana menyandingkannya dengan Anang Hermansyah, namun akhirnya kandas di tengah jalan.

Baca Juga: Kala La Nyalla Bongkar Mahar Prabowo

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement