REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG EMPAT -- Tim Gerakan Pasaman Barat Anti Narkoba menemukan sekitar 200 orang lebih sakit jiwa akibat pengaruh narkoba. "Dari hasil investigasi di lapangan, kami banyak menemukan warga sakit jiwa disebabkan narkoba. Untuk itu, narkoba harus dilawan," kata Ketua Gerakan Pasaman Barat Anti Narkoba (GPBAN) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), Burhan Sikumbang di Simpang Empat, Rabu.
Pihaknya secara sukarela telah mengirim empat orang yang sakit jiwa akibat narkoba ke klinik Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumbar. Dua orang dari Kecamatan Kinali, satu orang dari Kecamatan Luhak Nan Duo dan satu orang dari Kecamatan Pasaman.
Ia menilai Pasaman Barat sudah darurat narkoba. Saat ini sudah dijadikan target penjualan narkoba bukan sebagai daerah perlintasan.
"Untuk itu, semua pihak harus waspada untuk menjaga dan mengawasi anak-anak dan kemenakan,'' katanya. ''Perhatikan pergaulannya dan bekali ilmu agama,.''
Pihaknya juga terus melakukan sosialisasi bahaya narkoba ke masyarakat terutama ke pelajar dan mahasiswa. Salah satunya adalah di kampus STAY YAPTIP beberapa waktu lalu.
Sementara Sekretaris Daerah Kabupaten Pasaman Barat, Manus Handri, mengharapkan kampus STAI YAPTIP dan GPBAN menjadi garda terdepan untuk memerangi narkoba dan radikalisme. Hal tersebut untuk mewujudkan masyarakat Pasaman Barat sehat, cerdas, selamat dari bahaya narkoba dan radikalisme.
''Narkoba menjadi musuh saya, musuh kita dan musuh sekalian manusia. Karena bahaya narkoba nyata dan jelas dirasakan oleh kita semua,'' tegasnya.
Pasaman Barat sebagai daerah perlintasan dan daerah mobilitas yang cukup tinggi dengan Provinsi Sumatera Utara menjadi lahan empuk bagi pengedar Narkoba. Untuk itu, semua pihak tidak boleh terlena dengan kondisi tersebut.