Rabu 10 Jan 2018 19:08 WIB

Upaya Menkes Kurangi Defisit BPJS Kesehatan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Pemanfaatan KTP-El di BPJS Kesehatan. Petugas melayani pendaftaran JKN-KIS warga menggunakan card-reader KTP Elektronik di Jakarta, Jumat (5/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Pemanfaatan KTP-El di BPJS Kesehatan. Petugas melayani pendaftaran JKN-KIS warga menggunakan card-reader KTP Elektronik di Jakarta, Jumat (5/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim berupaya mengurangi defisit yang tengah dialami Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.  Diantaranya dengan tiga program termasuk Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengatakan, ketika BPJS Kesehatan defisit tentu pihaknya tidak tinggal diam. Ia menyebut Kemenkes terus melakukan efisiensi pengeluaran. Ia mengaku efisiensi pengeluaran yang sudah Kemenkes coba lakukan adalah mendorong masyarakat termasuk peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) agar tidak jatuh sakit yang lebih berat.

Karena jika banyak peserta JKN-KIS yang sakit maka jelas membuat pengeluaran BPJS Kesehatan lebih tinggi. "Sehingga kami dorong upaya preventif promotif," ujarnya saat pemaparan kinerja Kemenkes 2017, di Jakarta, Rabu (10/1).

Ia menambahkan, Kemenkes berupaya mencegah makin banyak masyarakat atau peserta JKN-KIS jatuh sakit diantaranya dengan program Germas. Dengan Germas, Kemenkes diakuinya terus mendorong, memotivasi agar masyarakat mau hidup bersih dan sehat.

Contohnya, kata dia, Kemenkes mendirikan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Di sini, kata dia, masyarakat melakukan cek kesehatan secara berkala untuk mengatasi hipertensi. Dengan mengatasi hipertensi, kata dia, maka ini mengatasi penyakit lainnya seperti diabetes mellitus bisa dihindari. "Harapan kami yang sakit berkurang sehingga defisit BPJS Kesehatan bisa berkurang," ujarnya.

Nila menambahkan, Program Germas ini telah dicanangkan di 369 kabupaten/kota di 34 provinsi. Selain itu, kata dia, Kemenkes juga memiliki program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga selama 2017. Selama tahun lalu, program ini mencakup sebanyak 2.926 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) lokus di 514 kabupaten/kota, 34 provinsi. Kemudian 4.840.623 keluarga yang telah dikunjungi dan diintervensi awal.

Selain itu, kata dia, Kemenkes juga menyadari harus aktif memotivasi masyarakat itu dan dengan Nusantara Sehat. "Mereka (tim Nusantara Sehat) yang diharapkan mengubah perilaku masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement