REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pekerjaan fisik terberat tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) yakni pembangunan terowongan kembar sepanjang 472 meter ditargetkan tuntas Juni 2018. Menurut Sekretaris Daerah Jawa Barat (Sekda Jabar), Iwa Karniwa, pihak satuan kerja Tol Cisumdawu yang mengerjakan proyek di seksi 1 dan 2 saat ini terus menggejot penuntasan terowongan tersebut agar seksi 2 Rancakalong-Sumedang selesai 2019 mendatang.
"Seksi 2 fase I Rancakalong-Ciherang sudah tuntas 100 persen Agustus 2017 lalu. Untuk seksi II fase II Ciherang-Sumedang masih ada pembebasan lahan dan penuntasan twin tunnel," ujar Iwa kepada wartawan, Rabu (10/1).
Iwa mengatakan, untuk seksi 2 fase II saat ini progres fisiknya baru mencapai 25,78 persen atau mengalami deviasi 4,33 persen dari target 21,45 persen yang dibebankan hingga awal 2018. Sementara lahan yang terbebaskan baru mencapai 75,44 persen dari kebutuhan fase sepanjang 10,70 kilometer ini.
"Sisa lahan di tiga desa masih dalam proses apraisal, musyawarah dan pembayaran," katanya.
Di fase II pun, kata dia, masih ada pergantian lahan milik TNI berupa jalan yang masih berproses juga alih status lahan SPMA menunggu rekomendasi lahan pengganti dari Pemprov Jabar. "Sudah saya tugaskan BPKAD soal alih status ini dipercepat, pengadaan lahan fase ini selesai seluruhnya Desember 2018," katanya.
Menurut Iwa, fase yang dibangun dengan nilai kontrak sebesar Rp 3,48,triliun tersebut sudah menunjukan kemajuan pesat. Terutama pengerjaan fisik terberat menembus bukit guna membangun tunnel. " Tunnel sebelah kiri arah Sumedang sudah masuk 213 meter. Sebelah kanan arah Cileunyi sudah masuk 155 meter targetnya Juni sudah selesai," katanya.
Terkait seksi 1 Cileunyi-Rancakalong sepanjang 11,45 kilometer, kata dia, posisi lahannya sudah mencapai 37,43 persen. Ditargetkan oleh Satuan Kerja (Satker) bisa dibebaskan seluruhnya sepanjang 2018 ini. Pemerintah sendiri sudah menghitung biaya untuk pembebasan lahan mencapai Rp1,5 triliun lebih. "Estimasi biaya konstruksi kurang lebih Rp 2,270 triliun kurang lebih," katanya.
Saat ini, kata dia, ada dua lahan sepanjang 1,7 kilometer serta lahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kurang lebih 3 kilometer yang siap dilaksanakan konstruksi paralel seiring penuntasan sengketa dengan ahli waris. Sisa lahan yang tengah, dilakukan pengukuran targetnya tuntas fisik bersamaan dengan seksi 2 fase II 2019.
Badan Usaha Jalan Tol Cisumdawu PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT), kata dia, memastikan target penuntasan fisik seksi 3-6 selesai seluruhnya pada Desember 2019. Progres paling signifikan dari sisi lahan ada di seksi 3 sepanjang 3,75 kilometer yang kini sudah mencapai 98,08 persen. Sejak Oktober 2017, proses konstruksi sudah dimulai. "Ada sisa lahan empat bidang dalam proses pembayaran, ada juga relokasi satu sekolah," katanya.
Sementara di seksi 6 Ujungjaya-Dawuan sepanjang 4,23 kilometer, kata Iwa, PT CKJT menargetkan sudah mulai melanjutkan proses konstruksi terutama di lahan Perhutani kurang lebih 11 hektare. "Lahan Perhutani sendiri mencapai 121 hektare atau ultimate delapan kilometer," katanya.
PT CKJT sendiri, kata dia, menargetkan seluruh seksi bisa dilakukan pembebasan lahannya pada April 2018 terutama mengejar seksi 5 dan 6 yang saat ini masih nol persen dari sisi ketersediaan lahan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar juga, sedang mempersiapkan dana talangan untuk pembebasan lahan. "Sudah kami siapkan Rp 800 miliar," katanya.