REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memperkirakan Gunung Agung di Bali tidak akan mengeluarkan awan panas seperti Gunung Sinabung di Sumatra.
"Awan panas di Gunung Agung tidak akan terbentuk karena lavanya baru sepertiga mengisi kawah. Kalau sudah meluber, baru terbentuk awan panas," kata Sutopo saat dihubungi di Jakarta, Selasa (9/1).
Sutopo mengatakan, Gunung Agung memiliki mangkok kawah sedangkan Gunung Sinabung tidak memiliki sehingga ketika terjadi aktivitas vulkanik lava langsung meluber dan membentuk awan panas. "Yang paling berbahaya dari sebuah gunung berapi adalah awan panas karena luncurannya sangat kencang, bisa mencapai 200 kilometer perjam," tuturnya.
Menurut Sutopo, setiap gunung berapi memiliki karakter yang berbeda. Secara vulkanis, Gunung Agung memang lebih ganas daripada Gunung Sinabung seperti terbukti pada letusan besar Gunung Agung yang terjadi pada 1963.
Karena lama tidak terlihat aktivitas vulkanisnya, masyarakat Bali cenderung membandingkan letusan Gunung Agung terakhir dengan letusan pada 1963 sehingga relatif membuat kepanikan. Hal itu berbeda dengan masyarakat di sekitar Gunung Sinabung yang lebih siap menghadapi letusan gunung karena relatif lebih sering meletus.
"Padahal letusan Gunung Agung saat ini tidak akan seperti 1963. Potensi energi saat ini tidak akan meletus sebesar 1963," katanya