Selasa 09 Jan 2018 11:27 WIB

22 Titik Longsor Terjadi di Sepanjang Jalur Kawah Ijen

Wisatawan memadati kaldera kawah Gunung Ijen Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (22/10).
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Wisatawan memadati kaldera kawah Gunung Ijen Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BONDOWOSO -- Longsor terjadi di 22 titik di sepanjang jalan di jalur wisata menuju kawasan Kawah Ijen, Ahad (7/1) kemarin. Masyarakat pun diminta waspada.

"Ada sekitar 22 titik longsor di sepanjang jalan menuju Kecamatan Ijen dan sempat menutup akses jalan, sekitar pukul 23.00 WIB material longsor kami bersihkan dan akses jalan kembali normal," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bondowoso Winarto di Bondowoso, Selasa.

Dia mengatakan titik terjadinya longsor sama dengan peristiwa bencana tanah longsor pada tahun lalu. Yakni sekitar 22 titik longsor di sepanjang jalan menuju objek wisata yang dikenal dengan api birunya itu.

Selain terjadi bencana longsor dua hari lalu, katanya, di jalur wisata menuju Gunung Ijen juga terjadi banjir bandang di kawasan wisata Niagara, Desa Blawan, Kecamatan Ijen dan merusak aset wisata di daerah.

"Jalan masuk menuju wisata Niagara juga sempat tertutup material longsor dan menimpa seorang warga setempat, namun berhasil diselamatkan," paparnya.

Di Dusun Lucu, Desa Karanganyar, Kecamatan Klabang juga terjadi banjir bandang dan menyebabkan jembatan terputus. Akibatnya, akses jalan menuju Kecamatan Tlogosari tidak bisa digunakan hingga saat ini.

"Untuk sementara masyarakat di Dusun Lucu harus memutar jika ingin ke desa sebelah yang berada di Kecamatan Klabang. Karena jembatannya terputus, selain itu juga ada sebuah masjid tertimbun material longsor," ujarnya.

Selain itu, lanjut Winarto, pada hari yang sama, bencana alam tanah longsor dan banjir juga terjadi di Kecamatan Binakal akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur sejumlah wilayah Bondowoso.

"Longsor di Desa Poler juga sempat menutup akses jalan, sedangkan banjir genangan di Desa Jeruk Sok-Sok mengakibatkan lima hektare sawah yang ditanami cabai dan padi rusak karena terendam air," katanya.

Data yang diperoleh, BMKG telah menyampaikan peringatan dini adanya kemungkinan dampak siklon tropis berupa hujan intensitas tinggi, angin puting beliung, dan angin kencang.

Bupati Bondowoso telah mengeluarkan surat keputusan Darurat Bencana sejak 27 November hingga 31 Desember 2017 dan diperpanjang hingga 28 Februari 2018.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement