REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia, Bahrum Naim dikabarkan telah meninggal dunia di Suriah. Menanggapi kabar ini, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) belum bisa memastikan kevalidan informasi tersebut karena masih dilakukan investigasi mendalam.
"Sampai detik ini informasinya belum bisa kita pastikan 100 persen, masih dalam investigasi mendalam oleh tim," ujar Wakapolri Komjen Syafruddin yang ditemui di Kantor Wakil Presiden, Senin (8/1).
Syafruddin mengatakan, saat ini tim gabungan yang terdiri atas Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Densus, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Kementerian Luar Negeri sedang melakukan investigasi mendalam. "Ini semua sedang melaksanakan investigasi, nanti pasti diumumkan," kata Syafruddin.
Syafruddin menjelaskan, pemberantasan terorisma di Tanah Air telah dilakukan secara simultan dan memiliki pola yang berbeda dengan negara lainnya. Sebab, terorisme merupakan kejahatan global. Oleh karena itu, Syafruddin meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia agar selalu waspada terhadap aksi terorisme. "Tidak ada kata selesai kalau terorisme, karena situasinya global," ujar Syafruddin.
Diketahui, kabar kematian Bahrun sempat beredar pada awal Desember 2017. Kabar itu muncul dari cuplikan layar (screen shot) yang diduga disebar di sebuah grup aplikasi tukar pesan WhatsApp. Dalam pesan itu, sebuah keterangan (caption) yang disertakan bersama foto Bahrun menyebutkan, pria kelahiran 1983 itu tewas pada Jumat (30/11).