REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi terkait sejumlah calon kepala daerah yang diusung di Pilkada serentak 2018. Hasto mengatakan, PDIP tidak hanya mencari calon yang merupakan sekadar asli daerah, namun yang terpenting calon yang diusung memiliki kinerja nyata dan ada dasar ideologisnya

"Hari gini kita bicara putra daerah, justru yang mau diluruskan PDIP, buat apa ada sumpah pemuda?," kata Hasto di kantor Republika.co.id, Jakarta, Senin (8/1).

Hasto mengatakan negara ini terdiri dari kesatuan suku, agama, ras, budaya dan memiliki perasaan nasib sama. Semua hati nurani yang berbicara. Jangan sampai, kata dia, tiba-tiba karena ada politik menang-menangan, maka bicara putra daerah. PDIP ingin memperluas wajah politik bukan hanya tentang pemilu dan menang-menangan.

"Rusak kita sebagai bangsa. Tiba-tiba sekarang kita mau bicara saya orang Jawa, saya orang Batak, sementara 28 Oktober orang sudah bicara berbangsa satu," ujarnya.

Hasto menyebut bermimpi bisa mengantarkan orang Papua, misalnya, menjadi kepala daerah di Kota Solo, Jawa Tengah, atau orang Solo menjadi pemimpin di Sumatra. Di samping itu, Hasto memastikan tidak ada campur tangan Presiden Jokowi dalam pengusungan calon oleh PDIP di pilkada. Menurutnya, kekuatan dukungan yakni bagaimana memenangkan hati rakyat.

Sampai saat ini PDIP belum memutuskan pasangan cagub Jatim Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) menyusul mundurnya Azwar Anas, Sabtu (6/1) lalu. Di Jabar, partai banteng moncong putih mengusung TB Hasnuddin-Anton Charliyan dan Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoe untuk Pilgub Jateng.

Kemudian Djarot Saiful Hidayat -Sihar Pangihutan Hamonangan Sitorus Pane di Pilgub Sumut. Juga, di Provinsi Sumatra Selatan, Dodi Reza Alex Noerdin yang merupakan anak dari Gubernur Sumatra Selatan, Alex Noerdin maju berpasangan dengan kader PDIP Muhammad Giri Ramanda Nazaputra Kiemas.

Ikuti Whatsapp Channel Republika