Senin 08 Jan 2018 10:11 WIB

Kemenkes: ORI Difteri Ada 3 Putaran

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Winda Destiana Putri
Imunisasi difteri.
Foto: Antara.
Imunisasi difteri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan Outbreak Response Immunization (ORI) difteri dilakukan tiga sebanyak tiga putaran. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Oscar Primadi mengatakan, putaran pertama sebagai upaya pengendalian KLB Difteri telah dilaksanakan pada pertengahan Desember 2017. Kemudian Januari 2018 ini merupakan jadwal putaran kedua ORI Difteri.

"Sementara ORI putaran ketiga dilakukan 6 bulan kemudian. ORI Difteri perlu dilakukan 3 kali untuk membentuk kekebalan tubuh dari bakteri corynebacterium diphteriae," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, akhir pekan lalu.

Ia meminta bagi orang tua yang memiliki putra dan putri berusia antara 1 tahun sampai kurang dari 19 tahun yang belum mendapatkan vaksin di putaran pertama ORI Difteri tidak perlu khawatir. Laporkan ke petugas kesehatan untuk mendapatkan ORI pertama.

ORI difteri pertama ini bisa dilaksanakan bersamaan ORI putaran kedua bagi anak yang telah mendapatkan ORI sebulan lalu. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat hasil cakupan pelaksanaan ORI di tiga provinsi hingga Kamis malam (4/1) pukul 19.30 WIB mencapai 52,10 persen. Dengan rincian cakupan ORI untuk provinsi DKI Jakarta (61,75 persen); Jawa Barat (44,21 persen); dan Banten (57,60 persen).

Ia optimistis cakupan ini akan terus meningkat menyusul kegiatan belajar di sekolah telah kembali aktif setelah libur semester, libur Natal dan Tahun Baru. Sebagaimana diketahui target ORI terbesar adalah pada anak sekolah, yaitu 75 persen. "ORI putaran kedua segera dilaksanakan di sekolah. Bagi anak yang tidak sekolah, ORI dapat dilakukan di pos pelayanan terpadu (Posyandu), Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya," katanya.

Pemerintah yakin melalui ORI yang tepat dan sesuai prosedur, KLB Difteri dapat kita kendalikan. Ia menambahkan tentu perlu kerja sama dan partispasi kita semua terutama para orangtua yang mempunyai anak-anak serta upaya bersama pemerintah daerah untuk mengambil langkah cepat mengendalikan masalah KLB difteri ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement