Senin 08 Jan 2018 09:54 WIB

Bawaslu Apresiasi Sikap TGB Soal Netralitas ASN di Pilkada

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Andri Saubani
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Muhammad Zainul Majdi  atau Tuan Guru Bajang (TGB) meninjau korban banjir bandang di Desa Senyiur, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, NTB, pada Selasa (21/11).
Foto: dok. Humas Pemprov NTB
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) meninjau korban banjir bandang di Desa Senyiur, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, NTB, pada Selasa (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Nusa Tenggara Barat (NTB) Khuwailid mengapresiasi sikap Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) terkait netralitas aparatur sipil negara (ASN) dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Bahkan, kata Khuwailid, TGB mengecam penggunaan fasilitas negara oleh ASN pada kegiatan bersifat politik.

"Beliau sangat marah ketika ada ASN yang terlibat dalam kegiatan politik. Kita, Bawaslu NTB mengapresiasi sikap Gubernur NTB yang turut mengimbau dan memberi sikap yang jelas dan tegas terhadap keterlibatan ASN dalam politik praktis," ujar Khuwailid kepada Republika di Mataram, NTB, Ahad (8/1).

Khuwailid menilai, ketegasan seorang pemimpin daerah sangat penting. Terlebih, TGB yang telah memimpin dua periode memiliki basis massa dan pengikut yang besar di NTB. Khuwailid berharap, para ASN mematuhi arahan TGB terkait pelaksanaan pilkada agar berjalan lancar.

Sebelumnya, TGB meminta ASN lingkup Pemprov NTB menjaga integritas dengan tidak mengenakan atribut ASN jelang pilkada serentak. TGB mengaku mendapat laporan adanya ASN yang menggunakan kendaraan dinas menghadiri agenda politik yang berkaitan dengan pilkada 2018.

"Meski bapak, ibu parkir agak jauh (dari lokasi acara) tetap ketahuan. Saya kemarin sempat hadir ke acara yang kental politiknya, dan menggunakan kendaraan pribadi," ujar TGB saat rapat pimpinan di Ruang Rapat Utama, Kantor Gubernur NTB, Rabu (3/1).

TGB tidak ingin, hal-hal besar yang telah dicapai para ASN tercederai dengan tindakan seperti menggunakan kendaraan dinas saat acara politik terkait pilkada. TGB meminta ASN bisa memposisikan dirinya. Perihal arah politik pilkada, TGB menilai setiap ASN memiliki hak memilih pasangan calon. Namun begitu, TGB mengimbau ASN menempatkan diri sebagai pribadi, dengan menanggalkan atribut ASN.

"Saya mohon betul jangan bawa mobil dinas, atribut ASN karena tidak baik disaksikan masyarakat. Kalau (mendukung) secara pribadi boleh, sekuat apapun komitmen sebagai pribadi terhadap calon tertentu tetap peraturan dan akal sehat penting dijaga," kata TGB menegaskan.

TGB juga meminta ASN tetap fokus bekerja. Hal ini penting lantaran masa pemerintahan NTB di bawah komando TGB dan Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin akan berakhir pada September 2018.

Selain itu, ASN juga diminta fokus mengingat kondisi NTB yang memasuki tahun politik dengan akan digelarnya Pilkada. TGB mempersilakan para ASN memilih pasangan calon, namun tetap sesuai peraturan dengan tidak mengenakan atribut ASN dalam acara politik terkait Pilkada.

"Ruginya bukan kepada saya dan Anda secara langsung, tapi akan rugikan masyarakat," lanjut TGB.

TGB mengimbau para ASN memaknai tanggung jawab sebagai pelayan publik dengan menjadikannya sebagai bagian dari ibadah. TGB menilai kondisi Pilkada tentu akan berpengaruh kepada para ASN. Namun, TGB meminta para ASN tetap profesional dalam menjalankan tugas.

"Keterpengaruhan silakan, tapi kalau sudah masuk dalam konteks peraturan hati-hati dan menyangkut program, gas tetap kencang karena itu akan menentukan kita ke depan," ucap TGB.

TGB akan mengakhiri jabatannya sebagai Gubernur NTB pada September 2018. Ketua Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia ini sudah dua periode menjabat sebagai orang nomor satu di NTB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement